Gempa dan Tsunami Jelang Magrib Telah Mencerai-beraikan Kami

Gempa dan Tsunami Jelang Magrib Telah Mencerai-beraikan Kami
Kru Radar Sulteng berkumpul di halaman kantor untuk membahas kondisi karyawan yang belum ada kabarnya kemarin. Foto: JAWA POS PHOTO

Saat terjadi gempa, jelas Taswin, adik perempuannya sebenarnya sempat dibawa ke luar rumah. Namun, si adik tak mampu menghindar dari hantaman tsunami dan meninggal di lokasi. Sementara sang sepupu selamat, hanya mengalami patah bahu.

Tugas pencarian kami belum selesai. Masih ada dua karyawan yang belum kami ketahui nasibnya, yakni Rizal dan Hayun. Menurut Agung Sumandjaya, redaktur halaman kota, Jumat sore lalu itu Rizal minta izin meliput pembukaan Festival Palu Nomoni di anjungan Pantai Talise. Sedangkan Hayun biasanya berjualan di lokasi tersebut.

”Semoga mereka berdua bisa segera ditemukan dalam kondisi sehat walafiat,” harap Agung pada rapat internal di luar gedung Graha Pena Radar Sulteng. Sesuai hasil rapat, bila kondisi percetakan sudah layak dan jaringan server redaksi telah berfungsi, kami akan terbit lagi. (*/c9/ttg)

 


Masih ada kru Radar Sulteng (Jawa Pos Group) yang belum terlacak keberadaannya pascagempa dan tsunami di Palu.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News