Gempa Guncang Sumenep Jelang Lebaran, 77 Rumah Rusak

Gempa Guncang Sumenep Jelang Lebaran, 77 Rumah Rusak
Ilustrasi gempa

Secara tektonik Pulau Madura merupakan kawasan rawan gempa. Karena letaknya berada pada zona jalur sesar Rembang, Madura, Kangean, dan Sakala (RMKS).

Kemudian terkait dengan bukti aktivitas kegempaan, di wilayah Madura terdapat klaster-klaster aktivitas gempa berkedalaman dangkal. Di antaranya ada di bagian barat, selatan, dan timur Pulau Madura.

’’Data ini merupakan bukti konkrit bahwa pulau Madura cukup aktif aktivitas kegempaannya,’’ tuturnya. Lalu sejarah gempa di Madura pernah terjadi pada 20 Februari 2017 lalu dengan kekuatan 3,7 SR.

Sementara itu, Ahli geodesi kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano mengatakan, dari segi magnitude, kekuatan gempa yang terjadi di Madura, Rabu (13/6) malam relatif tidak besar. Hanya saja, tingkat kedalaman gempa yang tidak terlalu dalam mengakibatkan dampaknya sangat terasa di permukaan.

"Magnitude kecil, tapi kalau gempanya dangkal membuat intensitasnya cukup kuat," ujarnya seperti dilansir Jawa Pos, hari ini.

Selain faktor kedangkalan, lanjut dia, kondisi konstruksi bangunan juga sangat berpengaruh. Berdasarkan pengalamannya meneliti dampak-dampak kerusakan gempa di Indonesia, mayoritas bangunan atau rumah yang ada tidak didesain untuk anti gempa.

Oleh karenanya, dia menyarankan agar bangunan baru di Indonesia bisa disesuaikan. Mengingat rata-rata daerah di Indonesia memiliki potensi gempa masing-masing. Sehingga bisa meminimalkan korban akibat kerusakan bangunan.

Irwan menambahkan, dari segi keilmuan, gempa yang terjadi di Madura sangat menarik untuk dikaji. Pasalnya, selama ini, asumsi yang disampaikan sejumlah kalangan, kawasan madura relatif aman dan jauh dari sumber gempa.

Gempa berkekuatan 4,8 SR mengguncang Sumenep, Jawa Timur, pada 13 Juni malam. Gempa tersebut mengakibatkan enam orang luka dan 77 rumah rusak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News