Genjot Ekspor, Industri Perlu Insentif dari Pemerintah

Genjot Ekspor, Industri Perlu Insentif dari Pemerintah
Salah seorang pekerja industri mebel di Surabaya tengah menyelesaikan pekerjaannya. Untuk menaikkan pasar ekspor pelaku industri di sektor ini minta pemerintah memberikan insentif. Foto Satria Nugraha/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com – Pelaku industri meubel berharap pemerintah memberi sejumlah insentif untuk menggenjot pasar ekspor yang ditarget tumbuh hingga 12 persen tahun ini.

Insentif tersebut berupa peremajaan alat, pemotongan pajak penghasilan (PPH) maupun dukungan infrastruktur untuk mengembangkan pasar.

Wakil Ketua Himpunan Industri Meubel Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur mengaku, peremajaan alat dinilai penting untuk meningkatkan produktivitas.

”Apalagi pemerintah baru saja memberi suntikan dana kepada industri tekstil sebesar Rp 1,7 triliun untuk peremajaan alat. Padahal industri meubel juga butuh peremajaan alat,” katanya kepada Radar Surabaya (Jawa Pos Group).

Selain itu, kata Sobur, industri meubel juga berharap pemerintah memberi diskon PPH sebesar 50 persen kepada industri.

Pasalnya, selama ini pemerintah baru memberikan insentif PPH kepada industri alas kaki dan tekstil saja.

Sementara industri meubel yang juga termasuk sektor padat karya belum menikmati insnteif tersebut.

”Jika diterapkan, maka industri meubel bisa menakan harga jual. Sehingga makin percaya diri untuk bersaing di pasar ekspor karena memiliki harga yang lebih rendah,” lanjut Sobur.

JPNN.com – Pelaku industri meubel berharap pemerintah memberi sejumlah insentif untuk menggenjot pasar ekspor yang ditarget tumbuh hingga 12

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News