Gerakan Nikah

Oleh Dahlan Iskan

Gerakan Nikah
Dahlan Iskan bersama pasangan suami istri Khasbi Fakih dan Nurul Hidayati. Foto: disway.id

Sebelum jam 12 siang kuota itu biasanya sudah penuh. Saatnya guru memberikan jawaban. Lewat teks. Bukan suara. Seperti membalas WA.

Seluruh kelas di grup itu bisa membaca pertanyaan siapa pun. Juga bisa membaca jawaban dari guru.

Hari ketiga ceramah lagi. Dari guru lain. Untuk mata pelajaran lain. Hari berikutnya tanya jawab lagi. Selang-seling hari. Ceramah dan tanya jawab.

Begitulah seterusnya. Selama satu bulan.

Habis itu Anda pun sudah siap menikah.

Bunyi pertanyaan umumnya yang praktis-praktis seperti ini: bolehkah pihak wanita mengajukan permintaan atas nilai dan jenis mahar (maskawin).

Jawab sang guru tidak sekedar boleh atau tidak. "Permintaan seperti itu tidak lazim. Juga kurang baik. Bisa menimbulkan kesan kok belum-belum sudah mata duitan," jawab sang guru. "Tetapi, itu boleh saja," jawab sang guru.

Ada juga pertanyaan unik: janda kawin dengan duda. Masing-masing membawa anak. Anak mereka saling jatuh cinta. Bolehkah mereka kawin?

Di pondok pesantren memang dipelajari juga ilmu Kama Sutra. Sebagai bagian pelajaran di sekitar pernikahan. Untuk level santri yang sudah tinggi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News