Gerakan Posyandu Sukses di Zaman Pak Harto, Perlu Digencarkan Lagi

Gerakan Posyandu Sukses di Zaman Pak Harto, Perlu Digencarkan Lagi
Gerakan Posyandu. Ilustrasi Foto: Istimewa for JPNN.com

“Bayangkan bila tidak terdeteksi, dampaknya akan lebih parah dan berkelanjutan,” jelasnya.

Kekuatan Posyandu dibanding cara lain, lanjutnya, adalah karena adanya kader. Perlu diketahui, semua intervensi di Indonesia ini kuncinya penggerak. “Kader adalah aset berharga dalam menyukseskan upaya penurunan stunting via Posyandu. Karena itu, pemerintah harus mulai memikirkan bagaiman reward dan mekanisme insentif yang cukup agar mereka bisa "bergerak". misal dengan memfasilitasi biaya transport mobilitas mereka untuk mendatangi warga masyarakat di wilayah binaannya,” paparnya.

Masalah stunting dinilai makin krusial sehingga Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tugas khusus kepada Menteri Terawan. Bahkan, tidak main-main, Presiden Jokowi menargetkan angka stunting di bawah 16% dalam 5 tahun ke depan, jauh di ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 20%.

Menkes mengaku sudah melakukan observasi di lapangan dan ternyata solusinya cukup mudah. Simpel, program Posyandu harus kembali digiatkan lagi.

“Saya yakin ini adalah tugas yang luar biasa, tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan ini. Kita syukuri dan saya harapkan tidak menjadi beban, justru suka cita. Justru hal yang menantang, pengalaman baru. Kami senantiasa mendukung apapun yang dibutuhkan. Program promotif preventif menjadi bekal di depan, untuk selalu mencegah penyakit, menggiatkan kembali Posyandu, serta memberikan edukasi kepada masyarakat terutama kasus-kasus stunting,” katanya.

Terawan mengatakan pihaknya telah melakukan observasi di lapangan dan akan terus melakukan pengecekan di daerah. Bahkan, ke daerah yang terluar, tersulit, dan terpencil di Indonesia. Pada tahap awal, Menkes melakukan blusukan ke Gorontalo pada akhir Oktober 2019.

"Posyandu harus digiatkan lagi. Komunikasi antara ibu-ibu menjadi baik, tidak ngerumpi saja, tapi menolong bayi-bayi, menolong saling membantu pemberian peningkatan gizi," kata Menkes Terawan.

Program Posyandu yang akan digiatkan kembali oleh Menkes Terawan merupakan program pemberdayaan rakyat kecil berbasis komunitas yang diprakarsai Presiden kedua RI Soeharto. Pada tahun 1984, pemerintahan Presiden Soeharto memperkenalkan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), yaitu pengembangan kesehatan anak mulai dari penimbangan badan dan mengatasi kekurangan gizi. Posyandu mempunyai lima program, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), keluarga berencana (KB), Gizi, penaggulangan diare, dan imunisasi.

Pemerintah diharapkan menggencarkan lagi gerakan Posyandu sebagai ujung tombak menekan angka stunting.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News