Gerindra Raup Simpati Publik, Cukup 1 Kursi Menteri Saja

Gerindra Raup Simpati Publik, Cukup 1 Kursi Menteri Saja
Presiden Jokowi bersama KH Ma'ruf Amin di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis malam (27/6). Foto: Agus Suparto/Fotografer Istana Kepresidenan

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe menilai, Partai Gerindra bakal diuntungkan di Pilkada serentak 2020 dan Pemilu 2024 mendatang jika akhirnya bergabung dalam koalisi parpol pendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.

"Justru saya kira yang terjadi kemungkinan sebaliknya, Gerindra bisa saja mendapat ekor jas akibat pengaruh dukungan terhadap pemerintah secara elektoral. Bukan malah rugi di Pilkada 2020 maupun Pemilu 2024," ujar Maksimus kepada jpnn.com, Senin (14/10).

Dosen di Universitas Mercu Buana ini memprediksi publik bakal bersimpati pada Gerindra. Karena tahu kapan saatnya bertarung, yaitu pada pemilu dan kapan saatnya bergandengan tangan dengan pemerintah dalam membangun bangsa dan negara.

"Jadi, publik yang melihat Gerindra berubah pkiran bisa mendapat keuntungan positif," ucapnya.

Berapa kursi menteri yang ideal diberikan pada kader Gerindra, jika partai itu memutuskan bergabung dalam koalisi pendukung pemerintah? Direktur Eksekutif Lambaga Analisis Politik Indonesia ini menilai sebaiknya hanya satu kursi.

"Idealnya satu saja. Tetapi kan masih ada posisi duta besar. Saya kira bisa terdistribusi di situ," katanya.

Maksimus khawatir, partai politik yang selama ini mendukung Jokowi bakal keluar dari koalisi, jika mantan Wali Kota Surakarta itu memberikan lebih dari satu kursi menteri ke partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu.

"Kalau banyak kursi diberikan ke Gerindra, itu bisa saja nantinya koalisi hengkang karena perjuangan mereka dinikmati orang lain," pungkas Maksimus. (gir/jpnn)

Partai Gerindra cukup dijatah satu kursi menteri di Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin jika akhirnya menyatakan bergabung ke barisan pendukung pemerintah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News