Gibran Bisa Jadi Cawapres karena Putusan MK, Masinton PDIP Desak DPR Pakai Hak Angket

jpnn.com, JAKARTA - Legislator Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu menyerukan kepada DPR untuk menggunakan hak angket guna menyelidiki keganjilan dalam putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Pernyataan Masinton soal hak angket itu didasari anggapannya bahwa putusan MK yang mengurangi syarat minimal capres-cawapres merupakan tragedi konstitusi.
Masinton menyuarakan itu lewat interupsinya pada Rapat Paripurna ke-8 DPR Masa Persidangan II Tahun Sidang 2023 - 2024 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (31/10/2023)
“Kita mengalami tragedi konstitusi pasca-terbitnya putusan MK pada 16 Oktober lalu. Ya, itulah tirani konstitusi,” ujar Masinton disambut tepuk tangan.
Berbicara sambil berdiri, Masinton menegaskan konstitusi harus tegak. Menurut dia, konstitusi tidak boleh dipermainkan atas nama pragmatisme politik.
Pendiri Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM) itu menegaskan interupsinya bukan atas nama kepentingan partai politiknya maupun kontestan Pilpres 2024. Masinton menyatakan hal itu semata-mata demi menjaga mandag konstitusi dan demokrasi.
Mantan aktivis mahasiswa itu menambahkan reformasi pada 1998 telah memandatkan amendemen terhadap UUD 1945 guna membatasi masa jabatan presiden.
Selain itu, Masinton juga menyinggung soal TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
Anggota DPR dari PDIP Masinton Pasaribu menganggap putusan MK yang mengurangi syarat minimal capres-cawapres bukanlah putusan berdasar konstitusi.
- Hasil Survei Rumah Politik Indonesia: Mayoritas Publik Puas dengan Kinerja Wapres Gibran
- Aspirasi Purnawirawan TNI Perlu Disikapi Serius, Kecuali soal Pemakzulan Wapres
- Doli Golkar Nilai Tak Ada Alasan Kuat Buat Copot Gibran bin Jokowi
- Pemakzulan Gibran Pakai Alasan Pilpres, Pengamat: Prabowo Seharusnya Terdampak Juga
- Punawirawan TNI Usul Wapres Gibran Dicopot. Legislator: Mereka Tak Mau Bangsa Ini Rusak
- Arief Poyuono: Harus Ada Alasan Kuat untuk Menggulingkan Gibran