Gibran Fokuskan Instrumen Pendidikan sebagai Senjata Kuat Lawan Budaya Koruptif

Oleh: Alwan Alfarez

Gibran Fokuskan Instrumen Pendidikan sebagai Senjata Kuat Lawan Budaya Koruptif
Aktivis Gerakan Muda Pengawal Demokrasi Indonesia (GEMA PEDIA) Alwan Alfarez. Foto: dok pribadi for JPNN

Jika kita memang menghadapi budaya korupsi, sebenarnya itu adalah hasil dari korupsi budaya yang terjadi karena kendali sosial yang semakin lemah atau pengabaian terhadap usaha untuk mengedepankan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi, terutama oleh individu yang memiliki kedudukan atau jabatan dalam lingkup publik, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti yang dikemukakan oleh Uhar Suharsaputra (2013).

Program pendidikan anti-korupsi yang diusung oleh Gibran tidak hanya bertujuan memberikan pengetahuan tentang korupsi, tetapi juga menciptakan perubahan budaya yang lebih luas.

Dengan fokus pada institusi pendidikan, termasuk sekolah dan universitas,

Gibran berharap dapat membentuk lingkungan yang merangsang kesadaran akan pentingnya integritas dan transparansi.

Upaya penguatan instrumen budaya ini mencakup pengintegrasian nilai-nilai anti-korupsi ke dalam kurikulum pendidikan, pelatihan bagi para pendidik untuk menjadi agen perubahan, dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi negatif dari perilaku koruptif.

Gibran percaya bahwa dengan menciptakan atmosfer di mana nilai-nilai tersebut diterapkan secara konsisten, masyarakat dapat secara proaktif menolak korupsi sebagai bagian dari budaya mereka.

Selain itu, Cawapres Gibran Rakabuming Raka melihat pentingnya menciptakan model peran dari tokoh-tokoh pendidikan yang menjadi panutan bagi siswa dan mahasiswa.

Dengan membangun komitmen dari para pendidik untuk menjadikan integritas sebagai inti dari pendidikan, Gibran berharap akan muncul generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter moral yang kokoh.

Melalui inisiatif ini, Gibran berkomitmen untuk membentuk fondasi yang kuat untuk mengatasi masalah korupsi yang telah merajalela di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News