Gimana nih...Saham Unggulan Masih Loyo

Sebaliknya, apresiasi saham lapis kedua hanya pada saham-saham tertentu yang kinerjanya positif. Itu terlihat dari daftar saham-saham yang menguat signifikan yang kinerjanya memang masih mumpuni. Terlebih valuasi harga sahamnya sempat berada di titik rendah sehingga menarik minat investor untuk melakukan akumulasi.
Secara nilai, harga saham lapis kedua relatif lebih murah sehingga dalam situasi pasar kurang kondusif biasanya digunakan investor untuk mendiversifikasi portofolio. ”Tapi tidak semua switch (pengalihan dana) dilakukan ke saham lapis kedua. Selective switch sih,” tambahnya.
Walau bagaimanapun, tidak sedikit saham lapis kedua yang masih berisiko karena likuiditasnya tidak sebaik saham big cap. Masih ada saham yang kinerjanya tidak sesuai dengan fundamental perusahaan. ”Harus tetap berpatokan pada kinerja dan fundamental perusahaannya,” ujarnya.
Ahmad meyakini, memasuki semester kedua ini, saham big cap akan mulai positif seiring meningkatnya pengeluaran proyek pemerintah, terutama untuk infrastruktur.
Selain itu, hadirnya beberapa kebijakan pemerintah dianggap positif untuk industri seperti pelonggaran loan to value (LTV) dan penghapusan pajak barang mewah (PPnBM) pada klasifikasi produk tertentu. ”Efeknya akan mulai terasa pada semester kedua,” ucapnya. (gen/c6/oki)
JAKARTA – Saham-saham unggulan, terutama berkapitalisasi pasar besar (big cap), masih loyo sepanjang semester pertama 2015. Di antara total
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ribuan Peserta CFD Meriahkan Acara Rejeki wondr BNI
- Bank Raya Dukung Skolari Tumbuh dan Mengelola Keuangan Komunitas Lebih Baik
- SP JICT: May Day 2025 Momentum Reformasi Tata Kelola Pelabuhan Nasional
- Bank Mandiri dan KJRI Penang Gelar Mandiri Sahabatku untuk Memacu Kewirausahaan PMI
- KBA Garmin Menghadirkan Teknologi Navigasi hingga Multimedia untuk Pengalaman Sempurna
- Muhammad Akbar Melantik Tiga Pejabat di Lingkungan PT Krakatau Steel