Gong Home, Pabrik Alat Musik Tradisional Tujuh Turunan

Diberi Alat Modern Malah Dimasukkan Gudang

Gong Home, Pabrik Alat Musik Tradisional Tujuh Turunan
Sukarna menunjukkan salah satu produk Gong Home. Sampai sekarang pabrik keluarga itu terus berproduksi meski usianya sudah 230 tahun. Foto: Muftihayat/Jawa Pos

Ketika diminta menerangkan secara detail campuran yang pas untuk memperoleh suara yang pas tersebut, Sukarna menolak. Dia berdalih, itu adalah rahasia setiap pembuat gamelan. ”Anak saya saja sampai sekarang belum terlalu bisa. Nggak bisa sembarangan,” katanya.

Sejak tiga bulan ini Sukarna memang mulai mendorong anak tertuanya, Krisna Hidayat, 35, untuk menggantikan posisinya sebagai pemimpin pabrik itu. Sarjana ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, itu mulai diminta mengawasi kegiatan pabrik yang sekarang menjadi salah satu tujuan wisata rekomendasi Pemkot Bogor tersebut.

”Dia kadang ada kadang nggak, maklum anak muda. Apalagi, di pabrik kan ngebul (asapnya, Red),” ujarnya.

Krisna dipilih karena anak laki-laki satu-satunya, dua adiknya perempuan. Sukarna berharap suatu saat Krisna bisa meneruskan bisnis keluarga itu jika dirinya telah tiada. ”Dia nanti menjadi generasi penerus ketujuh pabrik ini,” ungkapnya.

Sukarna berjanji sampai kapan pun akan mempertahankan pabrik gong tersebut. Apa pun kesulitannya akan dilalui dengan senang hati. Bagi dia, tetap memproduksi alat musik tradisional seperti gong berarti turut melestarikan budaya bangsa.

”Membuat gong ini bukan hanya sebuah pekerjaan, bisnis, atau mencari keutungan semata. Tapi, juga pengabdian kepada leluhur,” katanya.

Sukarna tidak main-main dengan perkataannya. Sebab, pabrik gong itu sudah berusia 230 tahun atau berdiri sejak 1785. Dia mengaku tidak memiliki cerita yang lengkap tentang awal mula beroperasinya pabrik gamelan tersebut. Namun, menurut cerita kakeknya, gong buatan pabriknya pernah dibeli orang Belanda. ”Waktu masih zaman VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie),” tuturnya.

VOC merupakan perusahaan dagang Belanda yang berkuasa di Indonesia pada abad ke-17 sampai 18. Berdasar sejarah, VOC akhirnya dibubarkan pada 1 Januari 1800, setelah Belanda kalah perang melawan Prancis.

Penampilan pabrik yang seadanya tidak lantas membuat Gong Home berkelas amatiran. Alat musik tradisional yang dibuat di pabrik berusia 230 tahun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News