Google Pun Ikut Mengingatkan, Ini Hari Pendidikan Nasional

Google Pun Ikut Mengingatkan, Ini Hari Pendidikan Nasional
Ilustrasi. Foto: Google

jpnn.com - SABTU ini, 2 Mei 2015 bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Jika Anda sering menjelajah dengan mesin pencari Google, maka terlihat tampilan Ki Hajar Dewantara (karikatur) bersahaja sambil memegang sebuah buku di Google Doodles-nya.

Setiap 2 Mei, Hari Pendidikan diatur oleh pemerintah untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara (KHD), seorang pionir dalam pendidikan dan pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa di Indonesia.

Selama waktunya, Ki Hadjar Dewantara berprinsip bahwa pendidikan harus tersedia untuk semua orang, terlepas dari ras, jenis kelamin, agama, status ekonomi mereka, dan lainnya.

Nama Ki Hadjar Dewantara  sesungguhnya baru diabadikan pada tahun 1922. Sebelumnya, dia membawa nama lahir Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau biasa juga ditulis Suwardi Suryaningrat. KHD lahir di Jogjakarta, 2 Mei 1889, dari lingkungan Keraton Jogjakarta. 

Soewardi berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, antara lain, Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis andal. 

KHD adalah Menteri Pendidikan pertama di era Presiden Soekarno, yang menjabat sejak 2 September 1945 hingga 14 November 1945.

Dia sangat percaya bahwa pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai universal kebebasan dan hak untuk mencari pengetahuan. KHD terkenal dengan semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya dan kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia.

Semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. (di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan Tamansiswa.

SABTU ini, 2 Mei 2015 bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Jika Anda sering menjelajah dengan mesin pencari Google, maka terlihat tampilan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News