Gravel Dorong Inovasi Manajemen Digital Demi Memajukan Industri Konstruksi di Indonesia

Secara historis, perekrutan pekerja konstruksi atau tukang bangunan berlangsung berdasarkan sistem kekeluargaan atau pertemanan.
Ketika ada proyek bangunan, tukang akan bekerja dalam satu paguyuban atau rombongan tapi ketika proyek sepi serombongan itu pula menganggur.
Siklusnya terus seperti ini hingga sekarang. Informasi pekerjaan konstruksi pun masih dikelola dan dikomunikasikan secara verbal, dari mulut ke mulut.
Selain itu, manajemen pekerja proyek juga masih belum terorganisir dan banyak miskomunikasi antara pemilik proyek konstruksi yang berada di kantor dengan tukang yang berada di lapangan.
Akibatnya terjadi penundaan penyelesaian proyek hingga terbuangnya waktu dan biaya. Inovasi manajemen konstruksi lewat aplikasi pencari tukang
Tantangan-tantangan ini sebenarnya dapat terselesaikan apabila para pemangku kepentingan di sektor konstruksi mulai bergeser dari metode tradisional ke solusi manajemen konstruksi digital.
Saat ini solusi digital dalam konstruksi masih banyak fokus bergerak di perencanaan pembangunan atau rantai pasok.
Belum banyak yang menawarkan solusi dalam aspek pengelolaan SDM, khususnya manajemen jasa tukang bangunan atau pekerja konstruksi, padahal dalam ekosistem sektor konstruksi tukang pegang peranan penting.
Gravel mendorong inovasi manajemen konstruksi digital demi memajukan industri konstruksi di Indonesia
- Pertamina Rayakan Puncak Hari Buruh Internasional 2025, Menaker Yassierli Beri Apresiasi
- Kemenaker Targetkan 50 Ribu Calon Pekerja Ikut Program Magang Nasional
- Momentum Hari Buruh, MS Glow Beri Program Khusus untuk Pekerja
- Azka Aufary Ramli Ajak Pengusaha dan Pekerja Berkolaborasi untuk Tingkatkan Kesejahteraan
- Rayakan 124 Tahun Pegadaian, SP Pegadaian Ikuti Arahan Presiden Prabowo
- May Day, Legislator Muda Demokrat Harap Pemerintah Tingkatkan Kesejahteraan Buruh