Gua Maria Grabag dan Kisah Muslim Tidur di Gereja
Kisah mistis di Gua Maria Grabag bukan hanya seputar peristiwa yang dialami Sukemi. Subiantoro menuturkan, beberapa pengunjung ada yang melihat jubah Bunda Maria bergerak seperti tertiup angin.
Menurutnya, hal seperti itu tidak terjadi sekali atau dua kali. “Pernah ada tiga orang yang melihat kejadian serupa pada saat sama,” ucapnya.
Kini, Gua Maria Grabag sering menjadi tujuan para peziarah. Jumlah pengunjung pada saat akhir pekan biasanya lebih banyak.
“Biasanya ada yang datang, berdoa dan menyalakan lilin di depan gua. Setelah itu pulang bawa air,” kata Pak Bi.
Menurutnya, Kapel Santo Yusup maupun Gua Maria terbuka bagi siapa pun. Sebuah spanduk bertuliskan Membangun gereja yang inklusif demi terwujudnya peradaban kasih terpasang di tembok Kapel Santo Yusuf.
“Yang berkunjung ke sini bukan hanya umat Katolik, karena dari agama lain pun ada. Kami terbuka bagi siapa pun yang datang untuk berdoa,” pungkasnya.(ara/jpnn)
Keberadaan Gua Maria sudah melekat bagi umat Katolik. Sebuah lokasi bisa ditetapkan sebagai Gua Maria karena pertimbangan penampakan supranatural Maria ataupun faktor sejarah tempat devosi dan ziarah umat Katolik.
Redaktur & Reporter : Antoni
- Masjid Ini Bukan Milik Orang Islam, Gereja Ini Bukan Milik Orang Katolik, tetapi…
- Organisasi Pemuda Katolik Turut Ambil Bagian dalam Upaya Pembangunan Bangsa
- Pemuda Katolik Inisiasi Gerak Bersama dan Konsolidasi Menuju Indonesia Emas 2045
- Jelang Pemilu, Pemuda Katolik Gelar Konferensi Kluster Cendekiawan dan Akademisi
- Perwakilan 38 Provinsi Hadiri Pesparani Katolik Nasional III di Jakarta
- Harapan Menko PMK pada Keuskupan Agung Merauke, Harus Jadi Center of Excellence