Gue jadi Ngeri nih Pesan Kopi...

Gue jadi Ngeri nih Pesan Kopi...
Cafe Olivier di Mal Grand Indonesia, Senin (01/02/2016). FOTO: GUNAWAN SUTANTO/JAWAPOS

Vietnamese coffee di Olivier disajikan dari bubuk kopi robusta asal Tana Toraja. "Kalau espresso base kami baru dari blend arabika," jelas Melly. Vietnamese coffee disediakan dalam bentuk dingin (menggunakan es batu) dan panas (tanpa es baru). Cara penyajian kopi yang dingin dan panas sama saja.

Dari pengamatan Jawa Pos, Olivier bisa dikatakan tak terlalu mengistimewakan olahan kopi, seperti kafe penyedia specialty coffee kebanyakan. Selain menu olahan kopinya yang sedikit (kebanyakan menu olahan minuman beralkohol), cara mereka menyeduh kopi juga standar. Tak ada pilihan manual brewing dengan berbagai metode seperti Syphon, french press, aeropress dan lainnya.
Vietnamese coffee yang diseruput Mirna sebenarnya juga termasuk manual brewing. Tapi cara penyajian kopi vietnam itu di Olivier agak nyeleneh. Di banyak tempat -termasuk di negara asalnya Vietnam- vietnamese coffee biasanya diseduh dengan alat yang bernama Vietnam Drip. 

Vietnam Drip berbentuk seperti cangkir tapi terbuat dari bahan stainless steel. Penggunaannya, vietnam drip ditempatkan di atas gelas dan bubuk kopi bubuk kopi dituangkan ke dalam alat tersebut. Bubuk kopi yang dituang dipadatkan terlebih dulu dengan alat press. Lalu, air panas dituangkan memenuhi isi vietnam drip dan ditutup. Proses penyaringan kopi pun terjadi. Air kopi akan mengucur perlahan ke gelas yang ada di bawah.

Nah, cara penyajian vietnamese coffee di Olivier berbeda lagi. Mereka menggunakan alat seduh pour over atau V60. Dalam dunia kopi, vietnam drip dan V60 sebenarnya sama-sama jenis alat seduh manual. Bentuknya juga nyaris sama, hanya cara kerjanya yang berbeda. V60 juga ditempatkan di atas gelas kopi. Disebut V60 karena bentuknya V dengan lubang 60 derajat.

Untuk menggunakan V60 diperlukan kertas filter. Di banyak tempat, kertas filter yang akan digunakan menyaring kopi harusnya disiram air hangat terlebih dulu. Tujuannya untuk menghilangkan aroma kertas. Namun di Olivier, penyaji melewatkan proses tersebut. 

Kertas filter yang ditempatkan di atas V60 baru langsung saja ditaburi bubuk kopi. Setelah itu air panas dari ketel dituangkan perlahan. Kopi akan mengucur (lebih deras dari Vietnam Drip) ke gelas yang berisi es batu dan condensed milk (susu kental manis). Seluruh proses penyeduhan itu dilakukan di atas meja pengunjung. Di beberapa kedai kopi, proses seduhan ada yang dilakukan di meja barista. 

Di sinilah sebenarnya teka-teki penempatan sianida di kopi Mirna bisa diurai. Jika memang Jessica yang menaruh sianida, maka kemungkinan besarnya terjadi saat proses brewing selesai. Sebab selama proses brewing berlangsung, waitress menunggu di depan pengunjung. 

Kemungkinan besar penuangan sianida terjadi ketika proses brewing selesai dan waitress meninggalkan meja pengunjung. Setelah menuang sianida, pelaku bisa saja cukup mengaduk bagian permukaan atas kopi. Sebab jika diaduk seluruhnya, maka susu kental manis yang ada di bawah gelas akan ikut tercampur dengan kopi. Hal itu tentu bisa saja menimbulkan kecurigaan Mirna.

SENIN, 1 Februari 2016. Jarum jam mulai bergeser menunjukkan pukul 17. Suasana kafe Olivier di Grand Indonesia yang menjadi tempat kejadian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News