Guru Besar IPB Menganggap Jokowi Layak Disebut Sebagai King of Big Liar

Guru Besar IPB Menganggap Jokowi Layak Disebut Sebagai King of Big Liar
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo/JPNN

Dia, bahkan mengaku ikut mengikuti pernyataan budayawan Goenawan Mohamad dalam wawancara dengan Rosiana Silalahi di sebuah stasiun televisi.

Dari hasil wawancara itu, Rokhmin menganggap penyematan BEM UI pada 2022 lalu kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) soal king of lipservice memang benar adanya.

"Saya menjadi yakin betul bahwa kawan kita ini benar-benar seperti disematkan BEM UI tahun lalu, bahwa he is king of lipservice atau king of big liar," tuturnya.

Toh, kata Rokhmin, Jokowi pada akhirnya hanya mengungkap janji manis kepada para bakal capres ketika kepala negara akan berlaku netral pada Pilpres 2024.

"Jadi, janji manis waktu mengumpulkan tiga capres, ya, kan, di Istana Negara bahwa dia akan berlaku netral, pada pelaksanaannya, malam hari sudah dia mengingkari dengan Wamendes mengumpulkan apa namanya gerakan politik. Jadi, saya kira negara ini terlalu mahal, rakyat kita terlalu kasihan untuk jatuh miskin kalau dipimpin pembohong," kata mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu.

Rokhmin mengatakan pekerjaan rumah kepala negara di sektor ekonomi dan teknologi masih banyak ketimbang mengurusi perpolitikan.

Rokhmin menyatakan perkembangan teknologi di Indonesia membuat tanah air hanya dipandang sebagai negara kelas tiga.

"Teknologi kita pun masih kelas tiga. Artinya suatu bangsa kebutuhan teknologi lebih dari 70 persen impor. Kalau negara maju atau teknologi inovator country, itu lebih dari 70 persen teknologi diproduksi negara sendiri," katanya.

Guru Besar IPB Rokhmin Dahuri menganggap penyematan BEM UI pada 2022 lalu kepada Presiden Jokowi soal king of lipservice memang benar adanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News