Guru Besar UI Minta Kemendikbud Lebih Ketat Awasi Buku

Guru Besar UI Minta Kemendikbud Lebih Ketat Awasi Buku
Hamdi Muluk. Foto: Ist for JPNN

Hal itu berbeda dengan masyarakat yang masih guyup sehingga bisa mengetahui apa yang terjadi terhadap tetangga.

“Karena bukan tidak mungkin radikalisasi pada anak itu akan terjadi pada kalangan atas dan  terdidik. Ada beberapa contoh seperti bapak-ibunya dosen, tetapi anaknya terpapar paham radikal. Lalu ada juga yang orang tuanya pegawai di instansi pemerintah lalu menanamkan ideologi radikal pada keluarganya lalu mengajak keluarganya hijrah ke Suriah dan akhirnya dideportasi oleh pemerintah Turki,” ujarnya.

Pria yang juga anggota kelompok ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bidang psikologi ini mengatakan, ada juga anak yang sudah terpapar paham radikal dari lingkungan sekolah. Sebab, guru di sekolah itu ternyata jihadis.

“Sekarang, kan, ada juga mulai terbongkar materi-materi yang radikal di pelajaran SD. Misalnya dengan embel-embel sekolah madrasah lalu diindoktrinasi dengan mengajarkan kekerasan dan kebencian terhadap anak itu. Atau anak itu gabung atau ikut di sebuah pengajian yang mungkin tertutup. Di mana aktor-aktor radikalnya itu menjadi guru. Sehingga paham radikal itu masuk dari situ. Ini yang harus diwaspadai orang tua dan masyarakat sekitar,” ujar Hamdi.

Menurutnya, indoktrinasi kepada anak-anak telah merusak jiwa bocah-bocah tersebut.

Sebab, anak-anak telah dilindungi undang-undang melalui konvensi PBB.

Sementara di Indonesia juga ada Undang-undang No. 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

“Jadi anak-anak harus dilindungi dari perlakukan-perlakuan yang tidak boleh dilakukan oleh anak-anak kecil seperti kekerasan, termasuk juga indoktrinasi. Apalagi dididik menjadi fighter yang nanti mau dijadikan seperti tentara untuk berjihad. Memang itu lazim dijumpai di negara-negara konflik seperti di Palestina atau di Afganistan atau di dunia lain yang terjadi konflik. Namun, di Indonesia ini, kan, negara damai,” ujarnya

Anak-anak sudah selayaknya dibiarkan bermain dan mencari teman sebanyak-banyaknya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News