Guru Besar UI: Stunting Bisa Ancam Ketahanan Bangsa

Guru Besar UI: Stunting Bisa Ancam Ketahanan Bangsa
Prof Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K) saat pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Ilmu Kesehatan Anak di Aula Imeri Kampus Salemba, Rabu (18/12). Foto IST

"Prevalensi stunting pada balita di Indonesia yang berkisar pada 37-38% berdasarkan hasil Riskesdas 2007-2013 menyiratkan kemungkinan besar terjadinya tragedi demografi generasi Z, di saat negara lain mendulang bonus demografi di usia produktif," ujarnya.

Windows of opportunity perbaikan kognitif akibat malnutrisi pada seorang anak adalah pada 2 tahun pertama kehidupan dengan kombinasi perbaikan asupan nutrisi dan stimulasi, itupun hanya dapat mengoreksi kognitif maksimal 90 persen. Karena sulitnya menatalaksana stunting maka pencegahan lebih diutamakan.

"Setelah ditelaah melalui pendekatan nutrisional genomik ternyata penanggulangan stunting cukup sederhana, yaitu setelah bayi lahir dapat dicegah dengan penerapan pola ASI dan MPASI yang bergizi lengkap, cukup dan seimbang khususnya perbandingan protein hewani terhadap total energi (protein energy ratio, PER) 10-15 persen dengan memanfaatkan sumber pangan hewani lokal," ujar Prof Damayanti.

Pada uji coba Aksi Cegah Stunting dengan mengaktifkan poros Posyandu-Puskesmas-RSUD di desa Bayumundu, Pandeglang yang melibatkan kader posyandu, Tim PKK desa, Petugas Gizi Lapangan, Bidan Desa, Dokter Puskesmas, dan Dokter Spesialis Anak RSUD berhasil menurunkan stunting pada balita 8,4 persen dalam 6 bulan pengamatan, hanya dengan menerapkan konseling MPASI yang mengandung protein hewani setiap hari.

"Angka ini lebih kecil daripada yang diperkirakan oleh Onyango dan kawan-kawan yaitu 17 persen dalam 6 bulan pertama karena adanya faktor sensitif yang perlu bantuan sektor non-kesehatan, yaitu tidak tersedianya biaya untuk merujuk balita yang berisiko malnutrisi dari posyandu ke puskesmas atau RSUD," ungkapnya.

Menurutnya, masalah yang ditemukan dalam Uji Coba tersebut merupakan masukan untuk Kementerian Desa Tertinggal dan Transmigrasi RI untuk membuat petunjuk teknis yang memungkinkan pemanfaatan Dana Desa dalam mengatasi stunting.

"Jika hal ini dilakukan dengen serentak diseluruh Indonesia, dengan seizin Allah SWT, penurunan stunting 8,4 persen dalam 6 bulan sudah akan membawa prevalensi stunting di Indonesia di bawah 20 persen dalam setahun," tandas Prof Damayanti.(chi/jpnn)

Stunting menurut guru besar UI adalah permasalahan yang sangat penting dalam konteks ketahanan bangsa.


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News