Guru Besar UI: Yang Menuduh Civitas Academica Diorkestrasi Pikirannya Dangkal

Guru Besar UI: Yang Menuduh Civitas Academica Diorkestrasi Pikirannya Dangkal
Sikap civitas academica dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang mengkritik pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) akan situasi politik dan demokrasi di Indonesia jelang Pemilu 2024, memang murni gerakan nurani dan pikiran. Ilustrasi Foto: Dokumentasi FTUI.

“Ini suatu warning, ini suatu peringatan bagi semuanya bahwa kita sedang tidak baik-baik saja. Itu sebabnya kita turun,” jelas dia.

Senada, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Profesor Cecep Darmawan menyatakan turunnya para profesor terhadap kondisi politik Indonesia hari ini adalah hal yang wajar.

Para guru besar memiliki kewajiban mencerahkan masyarakat terhadap situasi politik khususnya demokrasi Indonesia sekarang.

“Kita melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi sebetulnya ini, setidak-tidaknya dalam kategori pengabdian masyarakat. Bagaimana memberikan pencerahan kepada masyarakat soal demokrasi kita hari ini,” kata dia.

Sementara, Guru Besar Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran Profesor Arief Anshory Yusuf mengatakan perlu turun melihat situasi politik dewasa ini jelas ada implikasinya terhadap ekonomi Indonesia.

Sembari memperlihatkan buku yang berjudul “Why Nation Fail” karya Daron Acemoglu dan James A Robinson, kualitas sebuah demokrasi di suatu negara akan berimplikasi terhadap kondisi ekonominya.

“Karena kalau kualitas demokrasi kita menurun terus, pada akhirnya kekuasaan di segelintir kelompok kalau dalam buku ini disebut sebagai extractive political and economic institution, oligarki. Ini akan membuat kita menjadi negara gagal,” ungkap dia.

Menurut Arief, jika demokrasi Indonesia menurun, maka mungkin sulit untuk menjadi negara maju pada 2045.

Guru Besar Fakultas Hukum UI Harkristuti Harkrisnowo menyayangkan pihak yang berpandangan turun gunungnya para profesor telah diorkestrasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News