Guru Honorer Curhat ke Sandi, Responsnya Begini

Guru Honorer Curhat ke Sandi, Responsnya Begini
Sandiaga Uno. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, BOGOR - Seorang guru honorer bernama Aput, menyampaikan keluh kesahnya ke calon wakil presiden Sandiaga Salahudin Uno, saat cawapres nomor urut 02 itu berdialog dengan petani, guru dan pelaku UMKM di Lapangan Loa, Ciapus, Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/11).

Aput mengaku sudah bekerja sebagai guru honorer selama 16 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, ia harus berjibaku setiap hari. Karena penghasilan sebagai guru honorer sangat tidak mencukupi.

Ia pun berharap Sandi dapat memperjuangkan nasib para guru honorer, agar dapat diangkat menjadi pegawai negeri sipil, terutama yang telah berusia di atas 35 tahun.

"Kalau bisa Pak, jangan 35 tahun batas umur untuk pengangkatan guru menjadi pegawai negeri. (Untuk menjadi calon) presiden dan wapres saja batasan umurnya minimal 40 tahun pak. Tolong ya pak perhatikan nasib kami,” ujarnya.

Aput merupakan guru Madrasah Uswatun Hasanah. Ia mengatakan, kondisi sekolah tempatnya mengajar juga sudah rusak sejak dua tahun lalu.

Selain keluh kesah Aput, Sandi juga mendengar keluhan seorang petani dari Desa Suka Makmur, bernama Agus. Ia mengatakan petani sekarang makin sulit bercocok tanam, karena debit air yang tak mencukupi dan penguasaan lahan oleh orang-orang kota.

“Air susah Pak sekarang. Irigasinya enggak benar. Petani jadi susah. Belum lagi lahan-lahannya makin banyak dikuasai orang kota. Kami mohon ada perlindungan pada petani pak,” katanya.

Sandi yang lebih banyak mendengar mengaku akan menindaklanjuti apa yang dikeluhkan Aput dan Agus.

Seorang guru honorer di Bogor menyampaikan keluhannya ke cawapres nomor urut 02, Sandiaga S Uno.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News