Guru Honorer di Sukabumi Dibunuh, Ketua PGRI Menyoroti Peran Organisasi

Guru Honorer di Sukabumi Dibunuh, Ketua PGRI Menyoroti Peran Organisasi
Puluhan guru honorer K2 yang lulus PPPK 2019 bersama Ketua PB PGRI Dudung Nurullah Koswara. Foto: dokumentasi pribadi for JPNN

Dudung melanjutkan, PGRI sebagai organisasi yang memperjuangakan harkat dan martabat guru punya tanggung jawab moral organisasi untuk terlibat secara dini, proaktif dan solutif dalam mengantisipasi segala kemungkinan terkait  guru. 

Tidaklah mudah mengurus organisasi profesi guru bila tidak datang dari hati. Bila mengurus organisasi dari hati maka proaktivitasnya akan sangat terlihat.

"Jika mengurus organisasi hanya asal, asal gaya menjadi pengurus, akan banyak kasus guru yang tak terlayani, tidak teradvokasi dan jauh dari memberi solusi," ucapnya.

Dia menegaskan, saatnya organisasi profesi guru lebih proaktif, preventif dan mengedukasi anggota agar segala dinamika negatif tidak berkembang.

Menurut Dudung, masalah guru sangatlah banyak. Mulai dari kasus perceraian, perselingkuhan, poligami, penipuan, asusila, narkoba, kriminal, pencurian, pembunuhan, pemalsuan dokumen, pemerasan, kekerasan kepaada anak didik, kejahatan IT dan hal lainnya.  

"Sungguh tidak sedikit masalah guru yang terjadi di lapangan. Mengurus organisasi profesi guru harus berparadigma baru. Di antaranya adalah menguatkan peran ranting dan cabang," tegasnya 

Dia berharap semoga tidak ada lagi guru yang terbunuh. Caranya dengan meminimalisir segala dinamika yang berisiko dan menimbulkan korban. Revitalisasi peran struktur PGRI di tingkat bawah sangat-sangat penting.  

PGRI, tanbah Dudung, hadir memperjuangkan harkat martabat entitas guru. Bahkan sekalipun  ada guru yang bukan anggota  PGRI mendapatkan masalah, mereka tetap secara moral wajib berempati.  

Terbunuhnya guru honorer di Sukabumi menurut Ketua PB PGRI Dudung merupakan peristiwa mengerikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News