Guru Honorer K2 Digaji Rp 300 Ribu per Bulan, Buruh Bangunan Rp 125 Ribu per Hari

Guru Honorer K2 Digaji Rp 300 Ribu per Bulan, Buruh Bangunan Rp 125 Ribu per Hari
Siswa SD. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Pekerjaan sambilan ini harus dilakoni agar bisa memenuhi biaya hidup keluarga. Dengan gaji Rp 200 ribu sampai Rp 350 ribu per bulan, sangat tidak mencukupi kebutuhan keluarga.

"Banyak kawan kami yang jualan online juga. Yang pinter bikin kue, nitip jajanan ke warung-warung. Pulang sekolah jam 14.30, baru diambil lagi tempat kuenya. Syukur-syukur kalau dagangannya habis. Kalau enggak habis ya disedekahkan ke anak-anak," tutur Yana.

Yang membuat dia sedih bila berpapasan dengan pekerja bangunan. Meski buruh bangunan ini tidak tampil rapi, tapi penghasilan mereka lebih baik dibanding guru honorer.

Berbeda dengan guru yang tampil rapi, menenteng tas, mengenakan sepatu, tapi gaji per bulannya hanya separuh pendapatan buruh bangunan.

"Saya sering bertemu dengan teman yang bekerja sebagai buruh bangunan. Sambil berjalan ada obrolan ringan, saling menanyakan status sampai dengan penghasilan. Kalau sudah begitu saya pasti malu banget. Karena ternyata pekerja bangunan yang hanya berijazah SD dibayar Rp 125 ribu per hari," paparnya.

Sempat terpikirkan oleh Yana untuk beralih profesi dan meninggalkan statusnya sebagai pendidik. Namun, hati Yana tidak tega bila mengabaikan nasib anak didiknya yang butuh sosok guru.

"Kami menangis sambil mengelus dada kalau lihat teman-teman buruh bangunan yang berijazah SD hidupnya lebih mapan daripada kami. Ingin rasanya alih profesi tapi beban seorang pendidik terhadap siswa didiknya yang kami tidak bisa meninggalkan profesi guru ini,” keluhnya.

BACA JUGA: Belum Ada Anggaran Gaji PPPK Hasil Rekrutmen Februari, Sungguh Aneh

Gaji guru honorer K2 sungguh memprihatinkan, jauh di bawah upah buruh bangunan meski mereka berijazah SD.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News