Guru Madrasah dan GP Ansor Gelar Aksi Tolak Sekolah Lima Hari

Guru Madrasah dan GP Ansor Gelar Aksi Tolak Sekolah Lima Hari
Ribuan Nahdliyin turun ke Alun-alun Purwokerto menolak kebijakan FULL Day School (sekolah lima hari), Senin (7/8). Foto: Dimas Prabowo/Radar Banyumas/JPNN.com

“Kita akan adakan aksi turun ke jalan hari Sabtu (12/8) di Jalan dr Soekarjo no 47. Acaranya mimbar bebas dan pentas budaya serta orasi pimpinan ormas serta orang tua murid untuk menolak Full Day School,” tuturnya.

Ketua GP Ansor Kota Tasikmalaya H Ricky Assegaf MPd juga menuturkan Gerakan Pemuda Ansor menolak Permendikbud No 23 tahun 2017.

Ansor menuntut pejabat daerah, wali kota, ketua DPRD dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya membuat pernyataan menolak dan menuntut mengganti Permendikbud tersebut.

“Karena dengan aturan ini sama dengan membunuh secara perlahan madrasah diniyah. Seolah ada upaya menjauhkan anak didik dengan pendidikan madrasah dan akan mengulang pendidikan pada zaman kolonial di mana pendidikan madrasah dibunuh secara perlahan,” kritik Ricky.

Jika Pemerintah Kota Tasikmalaya masih menerapkan FDS, sama saja dengan membunuh madrasah diniyah secara perlahan. Padahal, Tasikmalaya berjuluk Kota Santri dan memiliki Perda Tata Nilai. (ais)


Kebijakan sekolah lima hari alias full day school (FDS) masih menuai penolakan. Kali ini datang dari Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) dan GP Ansor


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News