Gus Mus dan Gus Yahya, Relasi Paman-Keponakan di Politik Kekinian

Gus Mus dan Gus Yahya, Relasi Paman-Keponakan di Politik Kekinian
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Foto/Arsip: PBNU

jpnn.com - Pantun yang tidak selesai diucapkan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), dinilai menggambarkan ke mana arah dukungan organisasi Islam itu di Pilpres 2024.

Memang tidak eksplisit. Namun, tokoh pers nasional Dahlan Iskan menilai arahnya sudah bisa diterka.

Dahlan menukil pantun yang tidak selesai diucapkan Gus Yahya itu; Panen kates unggahno jaran. Yen ono....

"Nanti sajalah.... kalian akan tahu sendiri...pokoknya jaran," begitu Dahlan mengutip perkataan Gus Yahya soal lanjutan bait pantun itu, dalam esainya berjudul 'Arah Jaran', Disway edisi Selasa (14/11).

Dahlan mengatakan pantun dengan sampiran 'jaran' (kuda) itu sengaja tidak dilanjutkan, tetapi siapa pun yang suka pantun bisa menebak kata apa yang akan muncul di akhir pantun.

"Kan, Anda sudah tahu: dari semua capres-cawapres hanya satu yang namanya berakhiran huruf 'a' dan 'n'," ujar Dahlan dalam esainya.

Menurut Dahlah, dari pantun yang terucap sampirannya saja itu pula, orang bisa menebak ke mana arah PBNU.

"Videonya telah beredar luas. Yakni video sebuah acara di Kendal, Jawa Tengah," lanjut Dahlan.

Dahlan Iskan mengaku sulit membayangkan bagaimana hubungan Gus Mus dengan Gus Yahya di Pilpres 2024. Ini soal relasi paman dan keponakan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News