Habib Kiai

Oleh: Dahlan Iskan

Habib Kiai
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Akhirnya keluarga Kesultanan Banten turun tangan. Keluarga sultan yang jadi panitia. Tanggal pun ditetapkan. Tiga hari lalu.

Ustad Wafi pun berangkat ke Banten. Membawa satu dus besar literatur. Buku-buku tebal. Ternyata tidak ada kepastian apakah Kiai Imad bersedia datang.

Ustad Wafi telanjur di Banten. Ia tidak mau pulang. Ia menunggu di Banten. Ia unggah kecaman lewat YouTube. Termasuk penilaiannya bahwa buku Kiai Imad itu plagiat.

Jagat medsos pun riuh sekali. Saya ikut tegang. Saya ingin perdebatan intelektual berlangsung.

Akhirnya keluarga Sultan Banten mencarikan jalan keluar. Pihak Kiai Imad bisa diwakili. Wafi setuju meski tidak puas. Maka, hari Minggu kemarin perdebatan berlangsung. Sekitar 100 kitab literatur dibuka di pendopo kesultanan lama. Semua berbahasa Arab.

Saya tidak berhasil mencari sumber dari pihak Kiai Imad. Menurut Ustad Wafi, wakil Kiai Imad awalnya lima orang. Tetapi, menjelang acara dimulai, yang dua orang mengundurkan diri.

Sementara dari pihak Ustad Wafi adalah Habib Anis Al-Atthas, Buya Qurtubi, Gus Rumail Abbas, dan Habib Idrus Al-Mansyur.

Yang jadi moderator debat itu salah seorang tokoh keturunan sultan Banten sendiri. Hasilnya?

Biasanya, antara habib dan kiai seperti dua sisi koin yang sulit dipisah. Tetapi, tiba-tiba saja seperti ada yang akan memisahkannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News