Habibie: Setiap Orang Boleh Berdemonstrasi

Habibie: Setiap Orang Boleh Berdemonstrasi
Presiden ke-3 RI BJ Habibie menghadiri peringatan tragedi Mei 1998 di TPU Pondok Ranggon Jakarta Timur kemarin (8/5). Direktur Politik Dalam Negeri Ditjen Polpum Kemendagri DR.Bahtiar (kanan) juga hadir di acara tersebut. Foto: istimewa for JPNN.com

’’Kemungkinan besar tanggal 13 (Mei) saya akan ke luar negeri, dan sebelum saya pergi, saya direncanakan akan bertemu dengan presiden,’’ tutur tokoh yang di dunia penerbangan dijuluki Mr Crack itu.

Saat sesi tabur bunga, Habibi memilih tidak ikut serta karena kelelahan. Meskipun begitu, dia sempat menginggatkan masyarakat agar tetap merawat kebhinnekaan.

Menurut dia, meski mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, namun Indonesia bukanlah negara Islam.

’’Kita negara dari masyarakat yang yakin adanya Tuhan Yang Maha Esa,’’ lanjut tokoh yang bakal berusia 81 tahun pada 25 Juni mendatang itu.

Dia mencontohkan, Indonesia tidak menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa nasional, meskipun suku Jawa merupakan mayoritas dan penutur bahasa Jawa juga jumlahnya palking banyak di Indonesia.

Alasannya sederhana, karena bahasa Jawa masih tergolong feodal. Akhirnya dipilihlah bahasa melayu, dan bisa diterima oleh semua elemen bangsa.

Segala perbedaan yang ada, tutur Habibie, tidak boleh dijadikan alasan untuk saling berperang satu sama lain.

’’Yang harus kita perangi adalah ketidakadilan dan kemiskinan,’’ tegasnya. Peristiwa 1999 tidak boleh dilupakan. Menurut Habibie, itu adalah fakta.

Peringatan tragedi Mei 1998 di TPU Pondok Ranggon Jakarta Timur kemarin (8/5) terasa istimewa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News