Hadapi Bonus Demografi, Talenta Digital Harus Disiapkan

Hadapi Bonus Demografi, Talenta Digital Harus Disiapkan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim dalam kegiatan webinar bertema ‘SDM Talenta Digital Menuju Era Indonesia Emas 2045’, di Jakarta, Rabu (24/11). Foto: Dok. ISED

“Persiapan SDM unggul mulai dari 1.000 hari kehidupan, mengurangi stunting dan angka kematian ibu. Kita merancang bimbingan perkawinan, ciptakan keluarga yang baik dari kesehatan reproduksi, rencana keluarga dan kesehatan ekonomi. Sehingga keluarga sehat hasilkan anak baik,” katanya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim menuturkan untuk mengambil peran dalam teknologi, bukan hanya SDM unggul emas saja yang diperlukan, tetapi juga platinum.

Oleh karenanya, dia membuat Kampus Merdeka Platinum di mana salah satu programnya ialah magang bersertifikat.

“Ada 120 perusahaan yang mengampu program MSID untuk 13 ribu mahasiwa. Dan perusahaan menjadi mini kampus. Mahasiswa mendapat pengalaman belajar langsung. Ada jaminan 20 SKS sehingga mereka tidak kehilangan SKS di kampus,” kata Nadiem.

Dia menambahkan, program tersebut dirancang untuk mempersiapkan perguruan tinggi agar digital talent yang siap jadi pengalaman dan kebutuhan. Pasalnya, dalam program ini yang dicari bukan hanya ijazah tetapi pengalaman dan bisa menjadi kontributor inovasi teknologi.

Pada kesempatan yang sama, Founder Indonesia Heritage Foundation (IHF) Ratna Megawangi menambahkan umumnya negara yang masa bonus demografinya berakhir langsung menjadi negara maju. Salah satu contohnya adalah Jepang.

Namun bagi Indonesia, untuk mencapainya ada tantangan tersendiri karena eranya berbeda akibat teknologi yang sangat cepat berubah.

“Generasi Alpha akan mewarnai Indonesia Emas, masa yang sangat prospek kalau ingin meningkatkan SDM. Kita juga harus punya empati karena ini menjadi dasar pembentukan karakter,” kata Ratna. (rhs/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Sebelum masuk era emas tahun 2045, Indonesia akan berada dalam puncak bonus demografi pada 2030.


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News