Hadi Apriliawan, Penemu Mesin Pasteurisasi Susu Listrik
Tergugah karena Lahir dari Keluarga Peternak
Kamis, 04 Juli 2013 – 11:05 WIB
Nah, dari proses itu, bakteri-bakteri jahat yang terkandung dalam susu, mulai salmonella hingga escherichia coli, mati. Itulah fungsi mesin Sulis. Bakteri yang selama ini sulit dibunuh dengan cara biasa bisa hilang dengan mesin itu.
""Memang, dengan sistem pemanasan, bakteri akan mati. Tapi, jika susu terlalu lama dipanasi, kandungan gizinya bisa berkurang,"" ungkapnya.
Karena bakteri sudah mati, susu yang dipanasi dengan Sulis bisa tahan hingga enam bulan jika disimpan dalam freezer. Mesin pasteurisasi Sulis berukuran 10 liter tersebut dihargai Rp 12 juta.
Hadi juga mempunyai mesin berkapasitas 250 liter. Ukurannya jauh lebih besar. Mesin tersebut terdiri atas empat tabung dengan diameter 50 sentimeter dan tinggi lebih dari semeter. ""Cara kerjanya hampir sama dengan yang 10 liter. Tapi, yang besar ini, selain berkapasitas produksi lebih besar, juga lebih komplet. Ada pemanas dan mesin pendingin sekaligus,"" tutur pria kelahiran Banyuwangi, 21 April 1989 itu.
Berangkat dari keprihatinan atas banyaknya peternak sapi dan kambing perah yang kurang sejahtera, Hadi Apriliawan menciptakan inovasi baru dalam
BERITA TERKAIT
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri