Hakim: Kenapa Gak Kasih Anakmu Narkoba?

Hakim: Kenapa Gak Kasih Anakmu Narkoba?
Ilustrasi. Foto: dok.JPNN

Imron semakin mati kutu menghadapi pertanyaan tersebut.

Imron disidang karena menjadi pengecer sabu-sabu. Sekali kulakan, dia bisa belanja hingga Rp 11 juta.

Dari tangan bandar di atasnya, dia mendapatkan sekantong sabu-sabu. Di tangan Imron, sabu-sabu itu dibagi ke dalam paket kecil. ''Enggak pakai timbangan. Kira-kira,'' ucapnya.

Sabu-sabu tersebut dipasarkan kepada siapa pun. Karena dia pemain lama, jualannya cepat habis. Dalam sebulan, dia sampai memesan beberapa kali ke bandar. Setiap kali pesan, dia selalu membelinya Rp 11 juta.

Hakim sempat kesulitan ketika menanyakan keuntungan yang didapat dari semua jualan sabu-sabu.

Menurut terdakwa, modal Rp 11 juta bisa kembali menjadi Rp 13 juta. Terkadang pernah Rp 14 juta.

Dalam sidang, dia mengatakan baru empat kali kulakan. Ketika jualan hampir habis, dia keburu

ditangkap polisi. Uang Rp 9 juta yang merupakan hasil penjualan disita. Termasuk 50 gram narkoba yang belum sempat terjual. (eko/c15/git/flo/jpnn)


SURABAYA – Para bandar dan pengedar narkoba termasuk pilih kasih dalam menyebarkan obat-obat terlarang itu. Meski gencar memasarkan obat terlarang,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News