Halal Local, Aplikasi Sahabat Pelancong Muslim

Halal Local, Aplikasi Sahabat Pelancong Muslim
Halal Local. Foto: Halal Local

"Itu memang salah satu hal yang kami harapkan. Setiap kali kami ikut kompetisi, selalu ada calon rekanan baru," ungkap Inay.

Tak terasa, usaha yang baru berumur dua tahun itu terus me­roket. UKM teknologi tersebut dimulai dari kompetisi start-up yang diikuti Nurma dan Yodha pada 2016. Saat itu mereka mengikuti kompetisi start-up HiSTAR yang diadakan China-UK HiTECH Innovation and Entrepreneurship Forum.

Ide mereka sederhana, menyediakan informasi untuk warga muslim tentang layanan halal.

"Saya sama Nurma sama-sama mahasiswa LPDP yang tinggal di Inggris. Bertahun-tahun di sana, kami masih kesulitan mencari restoran halal dan masjid di Inggris," ungkap Yodha.

Sejak itu, mereka mulai fokus untuk menggarap konsep mereka. Mereka mencari modal untuk membangun aplikasi. Menghubungi asosisasi muslim tiap negara dan berbagai agensi travel.

Hasilnya, mereka berhasil meluncurkan aplikasi Halal Local April 2018. Saat ini sudah ada 150 ribu tempat ibadah dan 50 ribu restoran di 110 negara yang tersimpan dalam database mereka.

"Kami masih berkembang. Agar value kami bisa lebih baik, terus unggul atas kompetitor," jelas Yodha.

Jumlah unduhan dalam 7 bulan mencapai 6 ribu. Konsumen terbanyak? Masyarakat di Timur Tengah. Mencapai 26 persen. Konsumen terbesar kedua baru datang dari tanah air, yakni 25 persen.

Halal lokal menyediakan informasi mengenai tempat ibadah dan restoran halal di 110 negara

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News