Halimah Yacob Setiap Ramadan Selalu Santuni Ratusan Orang

Halimah Yacob Setiap Ramadan Selalu Santuni Ratusan Orang
Flat tempat tinggal Halimah Yacob di Yishun Avenue 4, Singapura. FOTO: CANDRA KURNIA/JAWA POS

Dari tiga calon yang mendaftar, yakni Halimah, Salleh Marican, dan Farid Khan, hanya nama pertama yang lolos verifikasi administrasi.

Berdasar aturan pembagian jatah menjadi presiden kepada tiga etnis terbesar Singapura, pemilu tahun ini memang dijatah khusus untuk keturunan Melayu.

Yang kemudian menjadi masalah dan serangan kritik dari sebagian rakyat Singapura adalah syarat superberat yang harus dipenuhi kandidat dari swasta.

Mereka harus memiliki kepemilikan saham di perusahaan minimal senilai SGD 500 juta.

Syarat itulah yang menjegal dua kandidat di luar Halimah, Salleh Marican dan Farid Khan. Sementara itu, bagi calon berlatar pejabat publik seperti Halimah, syaratnya pernah menjabat minimal tiga tahun. Halimah memenuhi kualifikasi itu karena sudah pernah menjadi ketua DPR Singapura sejak 2013.

Jadilah, perempuan yang pernah berjualan nasi padang pada masa kecilnya itu menjadi satu-satunya calon yang lolos persyaratan. Tanpa lawan, dia pun terpilih sebagai presiden.

Sebagai respons, langsung saja muncul tagar #NotMyPresident dan #BukanPresidenSaya di Twitter. Sebuah demonstrasi diam juga dihelat.

Untuk ukuran perpolitikan Singapura yang selama ini dikenal anteng dan tertib, protes tersebut sudah termasuk ”huru-hara”.

Halimah Yacob, presiden perempuan pertama Singapura ini tinggal di flat berlift kuno dengan hanya dua polisi yang berjaga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News