Hamdan Zoelva Anggap Sistem Politik dan Ekonomi Indonesia Perlu Dikoreksi

Hamdan Zoelva Anggap Sistem Politik dan Ekonomi Indonesia Perlu Dikoreksi
Mantan Ketua MK Hamdan Zoelva dalam acara Haul ke-49 Bung Karno di Jakarta, Jumat (21/6). Foto: Fathan Sinaga/JPNN.Com

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Syarikat Islam ini menambahkan, saat Orde Baru hingga saat ini, pelaksanaan falsafah bernegara Pancasila kehilangan arah.

Pada praktik politik dan ekonomi saat ini, aturan yang dimainkan sangat bebas dan jauh mengangkat ekonomi dan politik kerakyatan.

"Berkaitan politik, saya ingin katakan dengan melihat rangkaian ini dari 1945 sampai sekarang ini, belum ada suatu role model bahwa inilah apancasila yang betul-betul ajeg sebagai implementasi Pancasila dalam tindakan-tindakan politik," kata dia.

Dari sisi pemikiran Bung Hatta, kata Hamdan, pelaksanaan pemerintah harus mengedepankan demokrasi daulat rakyatku, bukan demokrasi daulat tuanku.

Sementara pemikiran Bung Karno menginginkan sosialisme yang Berketuhanan Yang Maha Esa dengan mengadaptasi gagasan Umar Said Cokroaminoto yaitu sosialisme Islam.

"Negaralah yang ikut mengatur tang memberi kesempatan pada yang kecil untuk tumbuh dan besar dan membela yang kecil. Kata Hatta, demokrasi daulat, kita kembali pada demokrasi desa, sebelum kita dijajah," kata Hamdan.

Dengan kata lain, kata Hamdan, penting bagi negara memberikan model agar pelaksanaan Pancasila benar-benar demi kepentingan rakyat. Dengan begitu, kelas menengah bisa mandiri secara ekonomi dan memutuskan politik yang sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa.

"Tanpa ada kekuatan kelompok kelas menengah, maka demokrasi dikuasai elite tertentu. Di Indonesia itulah yang terjadi. Karena kelas menengah masih sedikit, sehingga politik dikuasai oleh pemilik modal dan bermutual simbiosis. Itulah yang mengatur negara," tegas Hamdan. (tan/jpnn)

Pakar Hukum Tata Negara Hamdan Zoelva memandang sistem politik dan ekonomi Indonesia sudah begitu liberal saat ini.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News