Hampir Setiap Pekan Ada Pasien Gagal Ginjal Meninggal

Hampir Setiap Pekan Ada Pasien Gagal Ginjal Meninggal
Pendiri komunitas pasien cuci darah Tony Samosir saat berada di Kawasan Kemang, Jakarta, Selasa (18/7/2017). FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

Untuk menciptakan hubungan yang lebih intim, sesekali kegiatan di luar pun dilakukan. Misalnya, traveling, workshop, hingga sebatas kumpul-kumpul kecil.

Karena sudah ribuan pasien yang bergabung, dia pun mulai membuat cabang. Di antaranya, DI Jogja-Jateng dan Riau. Tujuannya, mempermudah akses koordinasi.

Lantas, apa suka dukanya? Sukanya, menjadi kebahagiaan tersendiri bisa menolong orang yang memiliki nasib yang sama. Dukanya adalah mendapati kabar ada anggota yang meninggal.

“Hampir setiap pekan, ada saja info dukacita karena ada pasien gagal ginjal yang meninggal,” ungkap ayah satu anak tersebut.

Di luar itu, pil pahit yang harus diterima adalah sikap kurang ramah yang dialami sebagian anggota. Meski demikian, Tony meminta jajarannya tidak terlalu risau. Menurut dia, itu merupakan bagian dari risiko yang harus dihadapi.

“Penyakit itu masuk dalam kategori berat dengan kesembuhan yang tipis. Jadi, perlu pelayanan yang maksimal demi menyelamatkan pasien,” tegasnya. (*/c5/oki)


Para penderita gagal ginjal berserikat untuk memperjuangkan hak-haknya mendapatkan layanan pengobatan yang layak. Baru dua tahun, sudah ribuan pasien


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News