Hanya Sebulan Terapkan Sekolah 5 Hari

Hanya Sebulan Terapkan Sekolah 5 Hari
Siswa SD. Ilustrasi Foto: Doni K/dok.JPNN.com

“Penerapan di lapangan memang ada hal-hal yang perlu di pertimbangkan. Pertama lingkungan sekolah. Ekonomi sekitar sekolah kami ini juga masih menjadi pertimbangan, ada yang mampu ada yang tidak mampu. Faktor lain dalam hal ini ialah bagaimana membentuk tim work. Tim kerja ini harus betul-betul maksimal. Namun rotasi sekolah di kami juga menjadi kendala. Ada empat guru yang keluar, padahal saya sudah membentuk tim work,” jelas Lamiya.

Terkait sistem baru di dunia pendidikan ini, Bupati Kayong Utara H Hildi Hamid juga angkat bicara.

Dirinya coba menanggapi Mendikbud, Muhadjir yang mewacanakan sekolah seharian dari pagi hingga sore atau dikenal full day school.

Menurut Hildi, full day school belum bisa diterapkan di Negeri Bertuah (julukan Kayong Utara). Alasannya, karena sarana dan prasarana pendidikan masih belum menunjang untuk sekolah seharian.

Ada beberapa indikator yang harus dipersiapkan sekolah untuk menerapkan full day school yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) tentang Penguatan Karakter.

“Saya mengamati Peraturan Mendikbud, ada dua hal yang harus diperhatikan. Disitu menegaskan, pertama penerapan full day school ini bertahap. Kedua, ada kewajiban pemerintah menyediakan sarana dan prasarananya. Dari dua hal tersebut saya menyimpulkan, full day school di sekolah belum bisa diterapkan. Saya mengetahui persis kondisi sarana dan prasarana di sekolah yang ada,” ungkap Bupati Hildi usai menggelar rapat bersama kepala sekolah dan guru di gedung Balai Praja Kantor Bupati Kayong Utara, belum lama ini.

Pun demikian, bupati dua priode ini mengaku, dari hasil pertemuan dengan para kepala sekolah dan guru, ternyata sudah ada beberapa sekolah yang sudah menerpakan full day school. Ada juga sekolah yang baru ingin memulai menerapkannya.

Hanya saja, bupati yang berakhir masa tugasnya tahun 2018 ini menyarankan, pihak sekolah wajib melakukan sosialisasi kepada orangtua siswa.

Baru sekitar sebulan diterapkan, sekolah lima hari alias full day school di SMPN 1 Seponti Kabupaten Kayong Utara, Kalbar, terpaksa dihentikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News