Hanya Tugu Cornelis Chastelein, Tak Nampak Kenduri Depokse Dag

Hanya Tugu Cornelis Chastelein, Tak Nampak Kenduri Depokse Dag
Tugu Cornelis Chastelein di kawasan Depok Lama, 28 Juni 2017. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

Entah karena apa, tidak lama kemudian, dia kembali mengundurkan diri.

Sesudah itu, hari-harinya dihabiskan dengan menulis buku mengenai renungan dan catatan daerah jajahan. Buku itu diberi judul Invallende Gedachlen ende Aanmerkengen Over Kolonien.

Pada tanggal 17 Juli 1708 untuk ketiga kalinya dia menyempurnakan testamentnya. 21 Maret 1711 terbit lagi surat wasiat keempat. Testament kelima dibuatnya di hadapan notaris Nick van Haeften di Batavia 13 Maret 1714.

Isinya merupakan penyempurnaan dari wasiat sebelumnya, sekaligus mempertegas pembatalan testament sebelumnya. Testament keempat dianggap tak berlaku, sehingga dirobeknya.

Di usia ke 57, tepatnya 28 Juni 1714 Cornelis Chastelein wafat.

Dia meninggalkan surat wasiat untuk para pekerjanya. Isi surat wasiat itu menjelaskan antara lain bahwa harta kekayaan Chastelein berupa tanah, bangunan, alat pertanian, alat kesenian dan lainnya dihibahkan kepada 12 marga yang pernah menjadi pekerjanya.

…berikoet lagi akoe memardahekakan samoewa boedak-boedak…laki-laki dan perampoean beserta anak-anak dan tjoejoe-tjoetjoenja...(testament hal 7).

…maka akoe poesakakan boedak-boedak mardaheka sepotong tanah…(testament hal 9).

SEHARIAN kemarin, tak nampak ada kenduri di kawasan Depok Lama. Padahal, 28 Juni adalah Depokse Dag atau Hari Depok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News