Harapan Baru pada Listrik Sehen

Harapan Baru pada Listrik Sehen
Harapan Baru pada Listrik Sehen
Ada yang membuat saya lebih bersyukur. Saya baru terhindar dari cedera. Setengah jam sebelum memasuki savanna itu, mobil yang saya kemudikan menabrak mobil di depan. Ringsek. Harus diderek kembali ke Waingapu.

Sebenarnya saya sudah mencoba mengerem sekuat tenaga. Tapi, kecepatan mobil berbanding jaraknya tidak memadai lagi. Aspalnya pun dilapisi debu tebal dari bukit kapur yang sedang dibongkar di tebing jalan. Kapur itulah yang membuat ban tidak bisa mencengkeram aspal dengan sempurna. Saya juga tidak mungkin membanting setir mobil ke kiri karena akan menabrak tebing.

Saya menyadari kesalahan saya. Saya tidak tarik rem tangan. Refleks itu tidak muncul. Mungkin sudah lelah karena sudah hampir dua jam mengemudi. Mobil di depan saya itu terhenti mendadak karena menabrak truk dari arah depan. Dua mobil ringsek.

Pukul 22.00 kami baru tiba di kota kecil Waikabubak, Sumba Barat. Namun tidak bisa segera beristirahat. Hotel sederhana di situ lagi penuh. Harus mencari kota kecil berikutnya yang jaraknya sekitar sejam. Sekalian mencapai tujuan akhir perjalanan malam itu: Tambulaka.

INILAH perjalanan jauh untuk melihat 100 rumah yang menggunakan Lampu Sehen. Itu adalah listrik tenaga matahari model baru untuk sistem kelistrikan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News