Harapan Kanjuruhan

Oleh: Dahlan Iskan

Harapan Kanjuruhan
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Belum lagi kegiatan kecil-kecil lainnya. Juga kunjungan ke Stadion Kanjuruhan. Semua berduka. Semuanya berdoa. Seperti saudara sendiri.

Baca Juga:

"Kami bertekad hanya akan bersaing untuk 90 menit di lapangan. Selebihnya kami saudara," kata mereka.

Tragedi Kanjuruhan kelihatannya juga menjadi titik balik dalam sistem siaran langsung sepak bola Indonesia.

Tragedi ini sangat mungkin melahirkan era baru: live streaming.

Secara teknologi live streaming sudah mature. Sudah tidak ada masalah. Secara sosial sudah siap.

Memang sebenarnya tidak akan ada stasiun TV yang mau menyiarkan sepak bola pada jam 18.00 - 20.00.

Anda sudah tahu: jam-jam itu disebut prime time. Yakni jumlah penonton TV paling banyak.

Mereka yang bekerja sudah pulang. Makan malam sudah selesai. Atau sedang berlangsung di depan TV. Keluarga kumpul. Nonton TV.

Ratusan, ribuan, Bonek berkumpul di Tugu Pahlawan Surabaya. Secara spontan. Malam hari kemarin. Mereka menyalakan lilin. Doa untuk Aremania-Aremania.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News