Harapan Sekolah soal Aturan Penguatan Pendidikan Karakter

Harapan Sekolah soal Aturan Penguatan Pendidikan Karakter
Bu Guru dan siswa di kelas. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

’’Sehingga kita tahu yang kita terapkan ini sudah benar atau masih bisa dikembangkan lagi,’’ jelasnya.

Dia menuturkan beragam kegiatan penanaman karakter dibiasakan kepada siswa. Diantaranya adalah menjenguk teman yang tiga hari tidak masuk sekolah karena sakit.

Kemudian juga pendidikan karakter melalui kegiatan Hizbul Wathan (HW). Dia mengatakan kepanduan di HW mirip dengan di Pramuka, tetapi muatan keagamaannya lebih kuat.

Kepala SD Al-Fath Listia Safitri menuturkan sekolahannya juga telah menerapkan sekolah penuh waktu. Untuk anak kelas I dan II SD pulang pukul 13.30 siang.

Sedangkan anak kelas III sampai VI SD pulang pukul 14.13 siang. ’’Jika ada kegiatan ekstra kurikuler bisa lebih sore lagi,’’ jelasnya.

Listia mengatakan beragam kegiatan pendidikan karakter sudah dilakukan di sekolahannya. Seperti program apresiasi oleh siswa kepada para office boy (OB), satpam sekolah, sampai driver yang antar-jemput sehari-hari. Kemudian pembelajaran sehari-hari juga menekankan aspek kejujuran serta disiplin.

Dia berharap Kemendikbud menyederhanakan penilaian atau evaluasi pendidikan karakter berbasis Kurikulum 2013.

Listia juga mengatakan sebaiknya sistem evaluasi siswa disederhanakan. Dengan jumlah siswa yang mencapai 680 anak, Listia mengakui agak kerepotan jika setiap isian rapor siswa ditulis esai atau uraian.

Permendikbud tentang penguatan pendidiakn karakter diharapkan memuat tentang indikator capaian pendidikan karakter pada siswa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News