Harga BBM Naik, Pengusaha Makanan Ringan Menjerit

Harga BBM Naik, Pengusaha Makanan Ringan Menjerit
Harga BBM naik per 1 Juli 2018. Foto: Dimas Prabowo/Radar Banyumas/JPNN.com

Apa akibatnya? Para pembuat keripik memilih berhenti dulu. "Anggota yang masih bertahan hanya 45 dari 85 anggota," kata Umi yang juga aktivis perempuan itu.

Paguyuban, ungkap dia, tidak bisa berbuat apa-apa. Sebab, kenaikan bahan baku terjadi karena mekanisme pasar.

"(Paguyuban) tidak punya kekuatan," jelasnya.

Umi menggeluti usaha makanan ringan pastel sejak 2009. Dia mengaku juga merasakan dampak pelemahan rupiah dan bahan bakar.

Dia mencontohkan harga telur dan tepung terigu. Keduanya juga naik. "Kami terpukul karena kenaikan harga," tegasnya.

Saat ini, jelas Umi, bisa produksi 200 bal sebulan saja sudah baik. Satu bal sama dengan 2,5 kilogram.

"Mareka bekerja empat hari dalam seminggu," katanya. Umi pun tetap berusaha terus produksi. (yad/c20/roz/jpnn)


Harga bahan dasar untuk makanan ringan menjadi mahal setelah kenaikan harga BBM.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News