Harga Emas Lanjut Menguat, Masih Ada Kemungkinan Meroket?

jpnn.com, JAKARTA - Harga emas kembali naik sedikit lebih tinggi pada akhir pedagangan Jumat (Sabtu pagi WIB).
Kenaikan harga emas dipicu oleh melemahnya USD, sentimen inflasi, dan risiko pertumbuhan. Pasalnya, sejumlah faktor tersebut melawan spekulasi kenaikan suku bunga The Fed.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, naik moderat USD 1,4 atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada USD 1.758,40 per ounce.
Harga emas minggu ini berhasil menguat 0,4 persen, meskipun sempat melonjak 1,98 persen pada Kamis (30/9). Harga emas mencatat kerugian tajam 3,4 persen untuk September.
Kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago Phillip Streible menyatakan penurunan USD dan imbal hasil obligasi yang lebih rendah mendukung emas.
"Para investor memposisikan ulang investasi mereka untuk kuartal keempat," kata dia.
Analis Saxo Bank Ole Hansen menilai saham Eropa dan Asia jatuh di tengah kekhawatiran tentang inflasi dan kemungkinan perlambatan pertumbuhan. Situasi itu, membantu daya tarik emas.
"Siapa pun yang mencoba meyakinkan pelaku pasar bahwa inflasi tidak ada di sini, itu permainan bodoh," kata Hansen.
Harga emas kembali naik sedikit lebih tinggi pada akhir pedagangan Jumat (Sabtu pagi WIB).
- PNM Tebar Beasiswa Bagi Anak Nasabah untuk Dorong Pengentasan Kemiskinan
- Gubernur Ahmad Luthfi Bakal Kembangkan Wilayah Aglomerasi Banyumas
- Ibas Ajak ASEAN Bersatu untuk Menghadapi Tantangan Besar Masa Depan Dunia
- Harga Emas Antam Hari Ini 2 Mei 2025 Turun Lagi, Cek Daftarnya
- Awal 2025 Bank Mandiri Tumbuh Sehat dan Berkelanjutan
- Harga Emas Antam Hari Ini 1 Mei 2025 Merosot, Berikut Daftarnya