Harga Gabah Anjlok, Pemda Diminta Jangan Hanya Diam
Belum lagi, petani mengeluhkan bahwa tiga kali panen dalam setahun sama jumlah tonasenya (hasil panen) dengan dua kali setahun. Sehingga, program ini jelas tentunya tidak efisien.
“Bisa saja menerapkan HPP terhadap gabah panen Rp3.700/kg. Akan tetapi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, infrastrukturnya dijamin. Kedua, pupuk yang berkualitas dengan harga terjangkau dan juga pestisidanya.”
“Kalau ini bisa jamin, maka penetapan harga beras Rp9.000/kg yang berdampak terhadap harga gabah panen, para petani tidak dirugikan dengan hasil 8,9 ton per hektare sekali panen,” beber Syahri.
Oleh karena itu, tambah dia, masalahnya terletak pada infrastruktur sawah tadah hujan yang tidak mendukung dengan harga Rp3.700/kg.
“Pemprov jangan bilang tidak bisa berbuat apa-apa tetapi punya gerakan-gerakan yang bertujuan untuk menyelamatkan petani. Terutama, mereka yang duduk di kursi wakil rakyat (DPRD Sumut),” ucapnya. (fir)
Pemerintah provinsi (Pemprov) dan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) diminta agar tak tutup mata mengenai nasib petani di Sumatera Utara (Sumut).
Redaktur & Reporter : Budi
- Alat BRIN Temukan Ladang Ganja 5 Hektare di Mandailing Natal Sumut
- Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Berhasil Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste
- Fawer Sihite Terima Dukungan Anak Muda untuk Maju Pilkada Kota Siantar
- Ngobras: Kementan Sosialisasikan Pengendalian Hama yang Efisien pada Padi dan Jagung
- Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran Bacagub Sumut dari PDIP
- 10 Orang Jaringan Narkoba Ditangkap Polres Tanjungbalai