Harga Garam Anjlok, Mengadu ke DPRD

Harga Garam Anjlok, Mengadu ke DPRD
Harga Garam Anjlok, Mengadu ke DPRD

jpnn.com - SUMENEP - Cuaca cerah dan terik pada musim kemarau saat ini justru tidak terlalu bersahabat bagi para petani garam. Sejumlah petani garam dari Desa Karang Anyar dan Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, mendatangi DPRD Sumenep kemarin (10/9). Mereka sengaja wadul (mengadukan) soal rendahnya harga garam selama masa produksi tahun ini. Bahkan, harga jual "kristal putih" itu anjlok dan jauh di bawah ketentuan pemerintah.

Pemerintah menetapkan harga garam kualitas (KW) 1 Rp 750 ribu per ton. Tetapi, di pasar harganya hanya Rp 350 ribu per tahun. Untuk KW 2, harga garam di pasar Rp 250 ribu per ton. Padahal, dalam ketentuan pemerintah, semestinya petani bisa menjual garam KW 2 itu Rp 550 ribu per ton.

Jatuhnya harga garam lebih dari 50 persen tersebut membuat petani semakin menjerit. Sebab, tahun ini produksi garam lebih sedikit jika dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal itu terkait dengan cuaca yang berimbas pada musim produksi garam yang singkat. "Garam yang dihasilkan sedikit, eh harganya malah anjlok," tutur Muhammad Hayat, kepala Desa Pinggir Papas, saat ditemui di gedung DPRD.

Hayat sengaja menemui Komisi B DPRD Sumenep untuk menemani sejumlah petani garam dan Kepala Desa Karang Anyar Su­harto. Di depan anggota komisi B, Hayat lantas menuturkan kesulitan petani garam selama masa produksi. Sementara itu, garam justru dibeli perusahaan garam dengan harga jauh di bawah ketentuan.

Dia menduga harga garam hasil produksi rakyat tersebut jatuh karena kesewenang-wenangan perusahaan-perusahaan di Sumenep. Atas nama petani garam, Hayat meminta Komisi B DPRD melakukan langkah-langkah nyata dalam menyikapi anjloknya harga garam tersebut.

Menanggapi keluhan petani itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumenep Dwita Andriani berjanji mencarikan solusi. Dalam waktu dekat, dirinya mengundang semua pihak yang berkompeten dengan masalah tata niaga garam. (hud/fei/JPNN)


SUMENEP - Cuaca cerah dan terik pada musim kemarau saat ini justru tidak terlalu bersahabat bagi para petani garam. Sejumlah petani garam dari Desa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News