Harga Gas Tinggi Menjadi Kendala Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebutkan kendala sejumlah kawasan ekonomi khusus (KEK) mencapai target investasi, salah satunya karena harga gas yang tinggi.
"Ada beberapa KEK yang memiliki kendala harga gas tinggi, itu kami selesaikan satu-satu," kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono di Jakarta, Senin.
Menurut dia, salah satu KEK yang sudah lama berdiri namun tingkat utilisasinya masih sekitar 20 persen yakni Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Setelah dilakukan pengecekan, salah satu penyebab belum optimalnya KEK itu karena persoalan harga gas tinggi dan pasokan gas.
Untuk itu, pihaknya berencana akan meninjau kembali target KEK yang sudah lama berdiri.
Mekanisme revisi itu akan diatur melalui Peraturan Menko Perekonomian melalui Dewan Nasional KEK yang akan merumuskan.
Hingga saat ini, pemerintah telah menetapkan 15 KEK terdiri dari sembilan KEK Industri dan enam KEK Pariwisata.
Dari 15 KEK tersebut, 11 KEK di antaranya telah beroperasi atau sudah melayani investor.
Kemenko Bidang Perekonomian menyebutkan, kendala sejumlah kawasan ekonomi khusus (KEK) mencapai target investasi, salah satunya harga gas tinggi.
- Kawasan Ekonomi Khusus Catatkan Investasi Rp 167,2 Triliun & Serap 113.083 Tenaga Kerja
- Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif, Menko Airlangga Setujui Pembentukan 3 KEK Baru
- Menko Airlangga Ungkap Cara Pemerintah Keluar dari Jebakan Negara Berpenghasilan Menengah
- Pemerintah Terus Kembangkan KEK Pendidikan Dukung Pencapaian Visi Indonesia Emas 2045
- Pelindo Genjot Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus di Jatim
- Begini Cara Bea Cukai Dorong Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus di Bali