Harga Karet Mentok, Petani Nyambi Jualan Kayu Bakar
Tak ayal untuk menutupi biaya hidup keluarga, terpaksa Amran setiap sepulang menyadap karet (siang hari) memanfaatkan waktu mencari kayu bakar untuk selanjutnya dijual ke kedai nasi atau rumah makan.
Kayu bakar tersebut diikat dan dikumpul disamping rumah, setiap 15 hari sekali dilepas seharga Rp6.000 per ikat.
"Kita harus cari pendapatan sampingan untuk menutupi biaya hidup," tukasnya.
Kadis Perindustrian Perdagangan (Perindag) dan Koperasi Kabupaten Sijunjung, M Yasri turut ptihatin atas melesunya harga karet di Kabupaten Sijunjung.
Namun demikian pihaknya berjanji dalam waktu dekat akan mencoba duduk bersama dengan pihak-pihak terkait, hingga standar harga dapat terkendali.
"Pemerintah Daerah pada prinsipnya juga terus berusaha untuk mempertahankan stabilitas harga karet," tukas Kadis Perindag.
Ditambahkannya produksi karet Kabupaten Sijunjung saat ini mencapai lebih 63.000 ton per tahun, dengan luas lahan perkebunan yang dikelola secara intensif seluas 5.123 hektare, atau 1,5 persen dari luas kabupaten. Karet Sijunjung tercatat komoditi karet terbaik secara nasional. (atn)
Mestinya di musim sekarang harga karet bertahan di angka Rp8.000. Petani mulai mencari cara lain untuk menambah pendapatan.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Jadi 9,55 Juta Ton, Ini Perincian Jumlah Pupuk Bersubsidi
- Harga TBS Sawit Mitra Plasma di Riau Turun, Jadi Sebegini
- Dambakan Keselarasan dengan Pusat, Petani Jateng Dukung Sudaryono Jadi Gubernur
- Tinjau Panen Jagung Bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi: Semua Pihak Ambil Langkah
- Regenerasi Petani, Kementan Gelar Bootcamp di Bogor
- Pupuk Bersubsidi Sebesar 9,55 Juta Ton Siap Disalurkan Kepada Petani