Harga Kopra Terjun Bebas, Petani Desak Pemda Cari Solusi

Harga Kopra Terjun Bebas, Petani Desak Pemda Cari Solusi
ANJLOK: Bongkar muat kelapa dari petani ke pengepul di Desa Teluk Majelis, Kuala Jambi beberapa waktu lalu, sebelum dikirim ke Malaysia. Foto: Jambi Ekspres / JPG

“Mau bagai mana lagi pak, kalau tidak dijual kelapanya akan busuk dan tidak bisa dapat apa-apa. Dari pada busuk, enak dijual,” ungkap Mansyur.

Kalau untuk kelapa butiran, katanya, biaya yang dikeluarkan untuk memanenya tidak begitu banyak, tapi kalau kopra ini biaya untuk memanennya cukup banyak dikeluarkan. Mulai dari upah ngocek, upah unyungkil, sampai upah mobil untuk membawa kopra dijual.

“Kalau dihitung-hitung tidak sesuai biaya yang dikeluarkan dengan hasilnya yang didapatkan. Tapi mau bagai mana lagilah pak, untuk biaya selama bulan puasa,” tuturnya.

Senada apa yang dikeluhkan Mansyur, Puk Ding salah seorang warga Simbur Naik ikut mengeluhkan turunya harga jual kelapa yang cukup drastis.

“Dibilang lesu pastilah bang, karena harga kelapa turun sedangkan harga kebutuhan pokok naik,” keluh Puk Ding.

Puk Ding berharap, harga jual kelapa bisa kembali naik seperti sebelumnya, agar antara kebutuhan pokok dengan penghasilan bisa seimbang.

“Mudah-mudahanlah bang harga kelape naik lagi, biak imbang dengan harga kebutuhan sehari-hari di pasar,”pukasnya.

Sementara itu, Ahtong salah seorang penampung kelapa di Nipah Panjang menuturkan, memang dalam beberapa minggu ini harga jual kelapa mengalami penurunan. Bahkan, dua hari menjelang bulan puasa harga jual kelapa mengalami penuruan yang cukup drastis.

Harga komoditi kelapa di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur), Provinsi Jambi, terus mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News