Harga Minyak Jatuh ke USD 93

Fundamental Ekonomi Kuat, Menkeu Minta Tak Panik

Harga Minyak Jatuh ke USD 93
Harga Minyak Jatuh ke USD 93
JAKARTA – Sektor finansial di ambang kehancuran. Terseret oleh krisis keuangan global, bursa saham dan pasar uang berada di titik paling mengkhawatirkan. Indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin terempas 84,808 poin (4,7 persen) menuju 1.719,25 poin. Itu merupakan angka terendah sejak November 2006.

Indeks kelompok 45 saham unggulan LQ45 juga merosot 21,11 poin (5,86 persen) di posisi 339,3. Secara keseluruhan, kinerja pasar modal telah jeblok 40 persen dibanding posisi awal tahun ini.

Sementara itu, bursa saham Asia yang anjlok adalah Singapura (drop 3,35 persen) dan Taiwan (turun 4,09 persen). Pasar saham Hongkong, Jepang, dan Korea masih selamat karena kemarin adalah hari libur nasional. Terpuruknya pasar saham juga berimbas terhadap nilai tukar rupiah. Kurs rupiah kemarin ditutup melemah 20 poin ke Rp 9.445 per dolar AS. Rupiah bahkan sempat menyentuh Rp 9.457. Jika tak ada intervensi dari bank sentral, rupiah diprediksi sudah melaju mendekati Rp 10.000 per dolar AS.

Menghadapi memburuknya pasar keuangan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati langsung mengadakan pertemuan mendadak dengan sejumlah analis serta pelaku pasar finansial. Hadir dalam pertemuan tersebut Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hartadi A. Sarwono dan Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah.

Kepada pelaku pasar, Sri Mulyani yang merangkap Menko Perekonomian itu meyakinkan bahwa fundamental perekonomian Indonesia masih kuat. Meski begitu, pemerintah tetap waspada mengikuti gejolak pasar global. ’’Kami sampaikan bahwa pemerintah dan BI waspada, tapi tidak berarti panik,’’ katanya.

JAKARTA – Sektor finansial di ambang kehancuran. Terseret oleh krisis keuangan global, bursa saham dan pasar uang berada di titik paling mengkhawatirkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News