Harga Properti di Australia Meroket, Uang Mahasiswa Indonesia Terancam Habis untuk Sewa Rumah

Harga Properti di Australia Meroket, Uang Mahasiswa Indonesia Terancam Habis untuk Sewa Rumah
Situasi antrean saat inspeksi rumah sewa di Canberra yang diikuti oleh Rudi Prihandoko, mahasiswa S3 di Australian National University. (Supplied)

Mahasiswa Indonesia yang baru tiba di ibu kota Australia, Canberra, mengeluh langka dan mahalnya harga sewa rumah di sana. Sebagian memutuskan untuk mencari kerja, karena uang beasiswanya saja tidak mencukupi. 

Rudi Prihandoko, mahasiswa PhD di Australian National University (ANU) mengaku sudah mencari-cari rumah sewa di Canberra sejak masih berada di Indonesia.

Namun, upaya yang dilakukannya tak membuahkan hasil.

Penerima beasiswa LPDP ini berharap situasinya akan lebih baik setibanya di ibu kota Australia.

"Begitu tiba saya langsung kontak beberapa landlord (pemilik rumah) yang direkomendasikan oleh teman-teman, termasuk orang Indonesia yang biasanya menyewakan propertinya," ujar Rudi kepada wartawan ABC Indonesia Farid Ibrahim.

ABC News sebelumnya melaporkan, pasar rental properti di Canberra kini mencapai rekor baru, ditandai dengan panjangnya antrean inspeksi rumah.

"Harga sewa rata-rata terus meningkat untuk rumah dan apartemen. Sekarang Canberra menjadi kota termahal di Australia untuk menyewa rumah," ujar Hannah Gill dari Real Estate Institute.

Data dari CoreLogic, lembaga penyedia data dan informasi properti, menunjukkan harga rata-rata sewa rumah meningkat jadi A$714 (sekitar Rp7,2j juta) per minggu sedangkan untuk unit apartemen menjadi A$541 (sekitar Rp5,5 juta) per minggu.

Mahasiswa Indonesia yang baru tiba di ibu kota Australia, Canberra, mengeluh langka dan mahalnya harga sewa rumah di sana

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News