Harga Properti di Australia Meroket, Uang Mahasiswa Indonesia Terancam Habis untuk Sewa Rumah

Harga Properti di Australia Meroket, Uang Mahasiswa Indonesia Terancam Habis untuk Sewa Rumah
Situasi antrean saat inspeksi rumah sewa di Canberra yang diikuti oleh Rudi Prihandoko, mahasiswa S3 di Australian National University. (Supplied)

Hannah mengatakan, desakan atas ketersediaan dan pasokan rumah sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir.

Rudi juga mengatakan kerap mengalami antrean panjang saat melakukan inspeksi calon rumah yang akan disewanya.

Sejak menjejakkan kaki untuk pertama kalinya bulan Desember lalu, ia mengaku hampir setiap hari berburu rumah sewa. Tak jarang ia mendatangi lebih dari satu alamat.

"Dalam setiap inspeksi rumah di satu lokasi, mungkin ada 50-an orang yang datang," kata Rudi yang telah mendatangi lebih dari 30 rumah di berbagai lokasi di Canberra.

Karena memiliki istri dan dua orang anak yang akan menemaninya kuliah di Canberra, Rudi mencari tipe rumah dengan minimal dua kamar tidur.

Rudi mengatakan, anggaran yang ia siapkan pun terus naik, mulai dari A$420 per minggu, karena pertimbangan keterbatasan uang beasiswa.

"Tapi ternyata tidak dapat. Jadi saya naikkan [budgetnya] jadi 450 dolar, tetap tidak dapat, sampai akhirnya yang sewanya 550 dolar seminggu pun saya datangi," tambahnya.

Rudi sudah hampir putus asa pada akhir Januari lalu, saat dia menginspeksi dua rumah, masing-masing dengan harga sewa 510 dolar dan 530 dolar.

Mahasiswa Indonesia yang baru tiba di ibu kota Australia, Canberra, mengeluh langka dan mahalnya harga sewa rumah di sana

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News