Harga Properti di Australia Meroket, Uang Mahasiswa Indonesia Terancam Habis untuk Sewa Rumah
"Sehari kemudian saya ditelepon oleh agen properti, [dan dikabari] saya dapat rumah yang sewanya 510 dolar seminggu," kata Rudi yang mendapat diberi tahu ia berhasil 'mengalahkan' 47 saingan lainnya.
Khawatir studi terganggu karena belum punya tempat tinggal
Mahasiswa asal Indonesia lainnya, Andri, tidaklah seberuntung Rudi.
Penerima beasiswa Australian Awards yang sedang kuliah PhD bidang Public Administration pada University of Canberra di tahun kedua ini sampai sekarang belum berhasil menemukan rumah.
Andri sebenarnya sudah tiba di Australia sejak tahun 2020.
"Jadi tahun 2020 saya datang sendiri terlebih dahulu sesuai ketentuan beasiswa. Untuk nyiapin semuanya buat keluarga yang akan bergabung," ujar Andri.
Tetapi semua rencana berubah setelah Australia menutup perbatasan pada Maret 2020. Satu tahun lamanya Andri bertahan sebelum ia memutuskan pulang ke Indonesia pada Januari 2021.
Setelah perbatasan dibuka di 2022, kini ia bermaksud memboyong anak dan istrinya ke Canberra.
Sama seperti Rudi, Andri juga sudah mencari-cari rumah sewa sejak ia masih di Indonesia, tetapi gagal.
Mahasiswa Indonesia yang baru tiba di ibu kota Australia, Canberra, mengeluh langka dan mahalnya harga sewa rumah di sana
- Dunia Hari Ini: Presiden Prancis Turun Langsung Redam Kerusuhan di Kaledonia Baru
- Dunia Hari Ini: Penumpang Singapore Airlines Pulang ke Rumah Setelah Turbulensi Maut
- Dunia Hari Ini: Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas
- Peserta Ready4Security Rancang Solusi Keamanan Siber di U-Connect
- Dunia Hari Ini: Presiden Iran Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia