Harga Rokok Murah Picu Peningkatan Jumlah Anak yang Merokok

Harga Rokok Murah Picu Peningkatan Jumlah Anak yang Merokok
Perokok (Ilustrasi). Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, SURABAYA - Terjangkaunya harga rokok yang dijual dinilai menjadi salah satu pemicu terjadinya peningkatan perokok anak di Indonesia.

Hal ini berdasarkan hasil survei perokok anak yang dilakukan sejumlah pegiat perlindungan anak bersama Yayasan ALIT Indonesia.

“Kami melihat dari beberapa wilayah dampingan ALIT, banyak sekali anak-anak yang sudah merokok di saat tubuhnya belum mampu menerima paparan zat atau kandungan berbahaya dari rokok,” ujar Lisa Febriyanti, Tim Baseline Survey Yayasan ALIT Indonesia, dalam paparannya, Senin (28/9).

Dia kemudian melanjutkan paparan temuan di lapangan tentang perokok anak pada 506 responden dari lima wilayah cluster yang disurvei di Jawa Timur. Adapun, hasil survei menunjukkan bahwa dari seluruh responden yang diwawancarai, sebanyak 87% perokok anak memiliki anggota keluarga dewasa yang juga merokok.

Selain itu, sebanyak 85% anak tersebut pernah diminta atau disuruh orang dewasa untuk membeli rokok.

“Yang memprihatinkan adalah 87% dari anak mengaku sebagai perokok aktif atau merokok sudah menjadi keseharian mereka, dan sebagian besar dari mereka sudah mulai merokok di usia 13-14 tahun,” kata Lisa.

Tim Survei juga menemukan bahwa ada anak berusia lebih muda yang sudah mulai merokok yakni di usia lima tahun.

“Sebanyak 79% perokok anak membeli sendiri rokoknya, dan ternyata sebanyak 72% penjual rokok membiarkan anak-anak membeli rokok,” terangnya.

Banyak sekali anak-anak yang sudah merokok di saat tubuhnya belum mampu menerima paparan zat atau kandungan berbahaya dari rokok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News