Harga Rokok Murah Picu Peningkatan Jumlah Anak yang Merokok
Dalam survei juga ditemukan bahwa rata-rata perokok anak menggunakan sebagian uang sakunya untuk membeli rokok.
“Harga rokok yang dibeli anak bervariasi, dari pernyataan responden dan dibandingkan dengan harga pada pita cukai, terdapat beberapa merek yang didapatkan anak-anak secara lebih murah. Temuan kami, ada anak-anak yang mendapatkan rokok lebih murah dibandingkan harga yang dibanderol,” jelasnya.
Direktur Eksekutif Yayasan ALIT Indonesia Yuliati Umrah berharap agar pemerintah mencabut segala aturan yang masih memungkinkan rokok dijual lebih murah lagi.
“Saya setuju kalau ketentuan tersebut dihapus saja. Harga rokok sudah terlalu murah kalau diperbolehkan dijual di bawah 85%. Anak pasti bisa beli dengan uang sakunya,” ujarnya.
Dia mengatakan bahwa Yayasan ALIT Indonesia mengusulkan kepada pemerintah untuk mencabut ketentuan tersebut demi melindungi anak-anak dari ancaman rokok.
Dalam kesempatan yang sama, Pengamat Politik Masalah Pemerintahan dari Universitas Airlangga (Unair) Kris Nugroho menduga masih terdapat celah dari penegakan regulasi.
“Perusahaan rokok bisa bermain untuk memanfaatkan kelemahan produk hukum. Yang bisa kami cermati di sini adalah aturan itu sudah termasuk keputusan ekonomi politik yang merupakan titik temu berbagai kepentingan bisnis rokok dengan kementerian,” tandas dia.(chi/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Banyak sekali anak-anak yang sudah merokok di saat tubuhnya belum mampu menerima paparan zat atau kandungan berbahaya dari rokok.
Redaktur & Reporter : Yessy Artada
- Tak Ingin Tambah Anak, Indra Bekti Bilang Begini
- Begini Cara Bea Cukai Semarang Ajak Masyarakat Melek Program Gempur Rokok Ilegal
- Dituding Mengeksploitasi Anak, Raffi Ahmad Bersikap Begini
- Beri Bantuan di LPKA Tangerang, Dirut BKI: Setiap Anak Butuh Pendidikan Berkualitas
- Bea Cukai Bahas Pemanfaatan Dana Bagi Hasil CHT Bersama Pemda di 2 Wilayah Ini
- Kontrol Waktu Penggunaan Smartphone Anak, Jangan sampai Menjadi Konsumtif