Harga Rokok Murah Picu Peningkatan Jumlah Anak yang Merokok

Harga Rokok Murah Picu Peningkatan Jumlah Anak yang Merokok
Perokok (Ilustrasi). Foto: Ricardo/jpnn.com

Dalam survei juga ditemukan bahwa rata-rata perokok anak menggunakan sebagian uang sakunya untuk membeli rokok.

“Harga rokok yang dibeli anak bervariasi, dari pernyataan responden dan dibandingkan dengan harga pada pita cukai, terdapat beberapa merek yang didapatkan anak-anak secara lebih murah. Temuan kami, ada anak-anak yang mendapatkan rokok lebih murah dibandingkan harga yang dibanderol,” jelasnya.

Direktur Eksekutif Yayasan ALIT Indonesia Yuliati Umrah berharap agar pemerintah mencabut segala aturan yang masih memungkinkan rokok dijual lebih murah lagi.

“Saya setuju kalau ketentuan tersebut dihapus saja. Harga rokok sudah terlalu murah kalau diperbolehkan dijual di bawah 85%. Anak pasti bisa beli dengan uang sakunya,” ujarnya.

Dia mengatakan bahwa Yayasan ALIT Indonesia mengusulkan kepada pemerintah untuk mencabut ketentuan tersebut demi melindungi anak-anak dari ancaman rokok.

Dalam kesempatan yang sama, Pengamat Politik Masalah Pemerintahan dari Universitas Airlangga (Unair) Kris Nugroho menduga masih terdapat celah dari penegakan regulasi.

“Perusahaan rokok bisa bermain untuk memanfaatkan kelemahan produk hukum. Yang bisa kami cermati di sini adalah aturan itu sudah termasuk keputusan ekonomi politik yang merupakan titik temu berbagai kepentingan bisnis rokok dengan kementerian,” tandas dia.(chi/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Banyak sekali anak-anak yang sudah merokok di saat tubuhnya belum mampu menerima paparan zat atau kandungan berbahaya dari rokok.


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News